Indonesia-Swiss Jajaki Kerja Sama Teknologi Finansial
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Indonesia dan Swiss menjajaki kesempatan kerja sama di bidang teknologi finansial. Potensi teknologi finansial di Indonesia dapat dipadukan dengan teknologi digital dari Swiss yang merupakan salah satu pusat industri jasa dan inovasi keuangan dunia.
Duta Besar RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Muliaman Hadad, dalam kunjungannya di markas Crypto Valley Association (CVA) di Kota Zug, Swiss, Kamis (26/7/2018), mengatakan, proyeksi nilai transaksi teknologi finansial (tekfin) di Indonesia mencapai 22 miliar dollar AS pada 2018 dengan pertumbuhan 16,3 persen per tahun.
Adapun Crypto Valley Association (CVA) adalah perhimpunan ratusan perusahaan-perusahaan tekfin di Swiss yang bertujuan untuk membangun blockchain dan ekosistem teknologi kriptografi. CVA menghubungkan perusahaan rintisan melalui berbagai kegiatan yang menghubungkan pusat-pusat inovasi blockchain di dunia.
”Ruang kerja sama internasional tekfin di Indonesia masih terbuka luas,” kata Muliaman, dalam presentasinya tentang perkembangan tekfin Indonesia kepada pengurus CVA. Potensi itu muncul karena penetrasi jaringan internet Indonesia telah menghubungkan lebih dari 143 juta penduduk. Angka itu jauh lebih besar dari total penduduk Swiss yang hanya mencapai delapan juta orang.
Muliaman menjabarkan, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat infrastruktur dan kebijakan yang mengakomodasi pertumbuhan tekfin di Indonesia. Misalnya, OJK membuat peraturan tentang peer to peer lending dan BI meluncurkan national payment gateway (NPG).
Direktur Internasional CVA Soren Lemvig Fog mengakui, kemampuan berkembang Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. ”Indonesia memiliki empat perusahaan rintisan kategori unicorn, yaitu Gojek, Traveloka, Tokopedia, dan Bukalapak,” ucapnya.
Perusahaan rintisan kategori unicorn adalah perusahaan startup dengan aset lebih dari 1 miliar dollar AS.
Persiapan
Dalam kunjungannya ke CVA, Muliaman juga ingin menyampaikan rencana penyelenggaraan acara fact-finding mission dalam bidang tekfin yang akan diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Bern, Swiss, pada Oktober 2018.
Acara itu akan diikuti perusahaan tekfin Indonesia untuk menjajaki kerja sama bisnis dengan para calon partner potensial, lembaga pengembangan inovasi, dan otoritas jasa keuangan di Swiss.
Direktur Komunikasi CVA Ian Simpson mengatakan, asosiasi itu siap menyambut kedatangan partner potensial dari Indonesia. ”Potensi luar biasa Indonesia dan Swiss diharapkan akan menghasilkan sesuatu yang besar dan saling menguntungkan.”