JAKARTA, KOMPAS--PT Bank OCBC NISP Tbk menjadi perbankan swasta pertama di Indonesia yang menerbitkan obligasi berwawasan lingkungan. Obligasi dengan nilai emisi keseluruhan sebesar 150 juta dollar AS ini akan disalurkan untuk mendanai sejumlah proyek pembangunan berbasis lingkungan di Indonesia.
Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk, Parwati Surjaudaja, menjelaskan, tujuan perusahaan menerbitkan obligasi berbasis lingkungan (green bond) adalah untuk merangsang pertumbuhan jumlah proyek yang melawan perubahan iklim dan mengurangi dampak pencemaran lingkungan.
“Selain itu, minat investor terhadap instrumen ini terus meningkat, terutama dari investor asing yang lebih punya kesadaran terhadap perubahan iklim dan perbaikan lingkungan secara berkelanjutan,” kata Parwati di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Obligasi berwawasan lingkungan didefinisikan sebagai efek bersifat utang yang dana hasil penerbitannya digunakan untuk membiayai ulang sebagian atau seluruh kegiatan usaha berwawasan lingkungan. Ada sejumlah kegiatan usaha yang didanai dana dari obligasi yang diterbitkan OCBC NISP, di antaranya pengembangan bangunan berwawasan lingkungan, pengelolaan limbah, dan pengembangan energi terbarukan.
“Nilai emisi bisa bertambah, akan tetapi pada tahap awal kami ingin memastikan penyaluran dana tepat saran,” ujarnya.
Dalam penerbitan tahap pertama, International Finance Corporation (IFC), lembaga anggota Bank Dunia, menjadi investor tunggal dari obligasi dengan tenor 5 tahun ini.
“Bersama IFC kami akan berkolaborasi dan mencari solusi inovatif untuk memperluas ruang bagi investor swasta untuk berperan dalam pembangunan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan,” kata Parwati.
CEO IFC, Philippe Le Houérou, mengatakan, kehadiran obligasi berwawasan lingkungan akan menciptakan kelas aset baru untuk meningkatkan permodalan swasta. Hal ini akan membantu melawan perubahan iklim dan mendorong perubahan Indonesia menuju ekonomi berkarbon rendah.
“Minat investor terhadap obligasi berwawasan lingkungan di Indonesia masih rendah. Namun, kita harus melihat sebagai peluang untuk membangun pasar baru yang potensial,” ujarnya.
Dia menuturkan, 10 tahun lalu, tidak satu pun investor di dunia yang berinvestasi pada obligasi berwawasan lingkungan. Namun, saat ini, total nilai emisi dari obligasi berwawasan hijau di seluruh dunia mencapai 155 miliar dollar AS.
Berdasarkan penelitian IFC, Indonesia berpotensi menyalurkan obligasi berwawasan lingkungan sebesar 272 miliar dollar AS pada 2030.
Vivek Pathak, IFC Director of East Asia Pacific, mengatakan, dana obligasi itu hanya bisa digunakan untuk membiayai proyek berwawasan lingkungan. (DIM/E02)