Blue Bird Gaet TCash untuk Layanan Pembayaran Nontunai
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perusahaan transportasi Blue Bird meluncurkan kerja sama strategis dengan dompet digital TCash untuk menambah layanan pembayaran nontunai, Kamis (2/8/2018). Sinergi ini dilakukan keduanya untuk menciptakan ekosistem nontunai, sekaligus memasyarakatkan gaya hidup digital.
Pengguna TCash, milik perusahaan telekomunikasi Telkomsel, kini dapat menghubungkan layanan pembayaran ke aplikasi pemesanan jasa taksi My Blue Bird. Melalui aplikasi tersebut, pengguna dapat memesan taksi ke tujuan yang diinginkan dan mengetahui biaya yang perlu dibayarkan sesuai argo.
Saldo TCash juga dapat digunakan untuk membayar biaya perjalanan taksi yang tidak dipesan sebelumnya.
”Kami menambah layanan pembayaran nontunai yang sebelumnya hanya bisa dengan kartu kredit, dengan layanan prabayar. Kami berharap, dengan kerja sama ini, transaksi nontunai meningkat,” ujar Direktur PT Blue Bird Tbk Sigit Djokosoetono di Jakarta.
Direktur Pemasaran PT Blue Bird Tbk Amelia Nasution menambahkan, layanan ini akan lebih menyasar masyarakat yang tidak terjangkau bank, tetapi memiliki akses teknologi untuk mendukung gaya hidup mereka.
”TCash melayani pelanggan yang senang menyelesaikan transaksi melalui ponsel. Dengan terus bertambahnya pengguna nontunai di Indonesia berkat kehadiran teknologi finansial, ini memberi opsi lain kepada pengguna layanan transportasi kami,” tuturnya.
Sejak tahun 2015, TCash memiliki 40 juta pengguna dari 150 juta pelanggan Telkomsel. Adapun layanan aplikasi My Blue Bird yang hadir pada 2011 telah diunduh lebih dari 1,5 juta pengguna dan menyumbang 20 persen transaksi melalui nontunai.
Bagi TCash, kerja sama strategis pertama dengan penyedia jasa taksi terbesar tersebut tidak hanya ditargetkan untuk menambah pengguna baru, tetapi juga membangun ekosistem nontunai guna meningkatkan pelayanan transportasi publik.
”Layanan nontunai ini akan membantu transaksi lebih efisien. Kalau bayar tunai, pengemudi dan pelanggan Blue Bird harus berkompromi soal uang kembalian. Ini menjadi sesuatu yang sering menyulitkan,” ujar CEO TCash Danu Wicaksana.
Layanan TCash untuk pembayaran transportasi sebelumnya sudah diterapkan di moda transportasi publik lainnya, seperti kereta bandara di Cengkareng dan Medan sampai bus rapid trans (BRT) Semarang.
Sejauh ini, pembelian pulsa dan paket data masih mendominasi transaksi TCash dengan persentase 30-40 persen. Diikuti, transaksi pembayaran seperti listrik, air, dan BPJS sebanyak 20-25 persen serta kebutuhan pembelian di merchant sebanyak 20 persen.
Utamakan pelayanan
Invasi melalui teknologi ini, menurut Sigit, merupakan langkah untuk meningkatkan tren pertumbuhan positif pada kinerja perusahaan yang menurun dua tahun terakhir. Meski demikian, pelayanan dan kenyamanan tetap menjadi fokus Blue Bird saat ini.
”Pada akhirnya, pelanggan belajar bahwa faktor pelayanan tetap dicari. Kedua, soal kenyamanan dalam pembayaran. Soal harga, pelanggan akan memilih nanti. Jadi, kami berstrategi demikian agar tetap bisa menjaga pelanggan menjadi lebih loyal,” ucapnya.
Kerja sama dengan platform digital, seperti Go-Jek, sebelumnya telah dilakukan untuk menyesuaikan perkembangan pasar. Namun, pelayanan yang disediakan melalui pangkalan, call center, dan aplikasi masih menjadi gerbang utama untuk menjaring pelanggan.
Blue Bird, yang telah berdiri selama 46 tahun, memiliki armada kendaraan lebih kurang 25.000 di 14 kota di seluruh Indonesia. (ERIKA KURNIA)