MARTAPURA, KOMPAS - Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan bersama perusahaan ritel modern berkomitmen memajukan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keberadaan usaha mikro, kecil, dan menengah berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi. Untuk itu, pemasaran produk usaha mikro, kecil, dan menengah di toko ritel modern difasilitasi.
Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kalimantan Selatan Gustafa Yandi mengatakan, UMKM berperan penting dalam menunjang pertumbuhan ekonomi Kalsel di kala sektor pertambangan yang menjadi andalan itu terpuruk. Sektor UMKM terbukti mampu memberikan kontribusi positif.
”Kami berkomitmen memajukan UMKM, melakukan pembinaan para pelaku UMKM, dan memfasilitasi pemasaran dengan menjalin kerja sama dengan (perusahaan) ritel modern,” kata Yandi dalam bazar UMKM di Giant Ekstra Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, Selasa (7/8/2018).
Menurut dia, sebagian produk UMKM sudah bisa masuk ke toko ritel modern, seperti Giant, Lotte Mart, dan Transmart. Itu terjadi karena pelaku UMKM dapat menghasilkan produk yang baik dengan kemasan menarik atau sesuai standar produk yang berlaku. ”Keberhasilan memasukkan produk UMKM ke toko ritel modern harus dipertahankan. Ini adalah peluang bagus untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk UMKM secara luas,” ujarnya.
Yandi meyakini, bukan hanya pelaku UMKM yang membutuhkan jaringan ritel modern, tetapi pengusaha ritel modern juga membutuhkan produk-produk UMKM untuk dijual. ”Antara pelaku UMKM dan pengusaha ritel modern itu terjadi semacam simbiosis mutualisme, saling membutuhkan dan menguntungkan,” katanya.
Tony Mampuk, General Manager Corporate Affairs Giant, mengatakan, perkembangan UMKM di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahun. Hal ini menggerakkan Giant untuk turut berpartisipasi memberikan wadah bagi para pelaku UMKM untuk menjual produk-produknya.
”Sebagian besar toko Giant di sejumlah daerah di Indonesia telah aktif melakukan penyerapan potensi lokal dengan bekerja sama memberikan ruang pasar bagi produk UMKM. Diharapkan kemitraan ini menjadi salah satu manfaat hadirnya Giant di Indonesia,” ucapnya. Menurut Tony, Giant juga melakukan pembinaan dengan menambah keahlian pelaku UMKM melalui pelatihan pengenalan produk sesuai standar toko ritel modern.
Lantan Wasnawati, koordinator UMKM di Giant Ekstra Kertak Hanyar, mengemukakan, sebagian pelaku UMKM masih kesulitan memasarkan produk. ”Saat ini ada 60-an UMKM yang masuk ke Giant Ekstra karena dinilai memenuhi standar. Jumlah produknya lebih dari 100 jenis,” ujarnya.
Menurut Lantan, tidaklah sulit bagi pelaku UMKM untuk menembus toko ritel modern jika sudah mampu menghasilkan produk yang memenuhi standar. Yang paling penting, produk UMKM sudah memiliki izin produksi pangan industri rumah tangga serta dikemas dengan baik dan menarik. ”Walau belum bersertifikat halal, produk UMKM yang sudah memiliki izin bisa masuk Giant,” ujarnya.
Pada kegiatan bazar kali ini, pihak Giant menandatangani kerja sama dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Kerja sama tersebut diinisiasi sejak Mei 2016. Mulai Desember 2016 telah dilakukan uji coba penyerapan produk telur dari UMKM binaan YDBA untuk dijual di Giant.
Ketua Pengurus YDBA Henry C Widjaja mengatakan, kerja sama dengan Giant dilakukan dalam rangka membuka akses pasar bagi para pelaku UMKM binaan YDBA. ”Dalam membina UMKM, kami tidak memberikan ikan, tetapi kami memberikan kail. UMKM harus bisa mandiri, inovatif, dan terus berkreasi agar bisa bersaing,” katanya. (JUM)