Kapasitas Pemimpin Tentukan Keberhasilan Perusahaan
Nasib sebuah perusahaan ditentukan oleh kapasitas yang dimiliki pemimpin perusahaan tersebut. Pemimpin yang baik akan menciptakan perusahaan yang baik. Begitu pula sebaliknya.
Mantan Direktur Utama PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) yang sekarang menjabat Menteri Pariwisata Arief Yahya memercayai prinsip tersebut. Tak heran, ia pernah menyabet gelar The Best CEO Anugerah BUMN 2013 dari majalah BUMN Track.
Salah satu alasan ia pantas memperoleh gelar itu karena berani mengalokasikan Rp 1 triliun untuk investasi modal intelektual (human capital) sewaktu menjabat di Telkom.
Mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Ketua Dewan Juri Anugerah BUMN 2018 Tanri Abeng dalam pembukaan Anugerah BUMN 2018 di Jakarta, Kamis (9/8/2018) malam, mengatakan, seorang pemimpin harus memiliki empat karakter, yaitu memiliki visi, strategi, kemampuan eksekusi, dan pengembangan talenta.
Ia melanjutkan, mayoritas pemimpin perusahaan BUMN saat ini memiliki keempat karakter tersebut. Kendati demikian, memang ada beberapa aspek yang lebih menonjol dari yang lain pada setiap individu.
Pada intinya, lanjutnya, keempat karakter itu diperlukan untuk mendorong tata kelola perusahaan BUMN yang lebih baik. Apalagi, BUMN merupakan perusahaan milik negara yang mengelola aset strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
”Selama penilaian untuk Anugerah BUMN 2018, kami mendapati tata kelola perusahaan BUMN ternyata lebih baik daripada perusahaan swasta,” ucap Tanri.
Indikator penilaian dilihat dari kinerja usaha, kinerja keuangan, kinerja kepemimpinan, dan tata kelola perusahaan selama tahun 2017.
Beberapa pencapaian positif ditunjukkan beberapa perusahaan BUMN walaupun sering diterpa isu terus merugi. Perusahaan konstruksi PT Wijaya Karya, misalnya, membukukan laba Rp 1,3 triliun pada 2017 dan kini menargetkan Rp 2,4 triliun pada 2018.
Perusahaan telekomunikasi anak perusahaan PT Telkom, PT Telekomunikasi Indonesia Internasional, telah beroperasi di 32 negara dan memiliki 11 kantor di luar negeri. Perusahaan itu juga memperoleh keuntungan Rp 4 triliun per tahun.
”Belum lagi Citilink meraih penghargaan sebagai maskapai terbaik di Asia untuk kategori low cost carrier dan PT Inka sudah mengekspor gerbong kereta api,” ujarnya. Ia melanjutkan, tidak ada lagi alasan untuk tidak optimistis terhadap kemampuan perusahaan BUMN.
Dalam penghargaan tersebut, dari 86 perusahaan yang mengikuti seleksi, PT Angkasa Pura II yang bergerak di bidang pengelolaan bandara dan PT Bukit Asam di bidang pertambangan meraih gelar The Best Overall BUMN. Kedua perusahaan dinilai memenuhi semua kriteria untuk menjadi perusahaan BUMN kategori terbuka dan non-terbuka terbaik pada 2018.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin mengatakan, ketika bergabung di Angkasa Pura II pada 2016, hal pertama yang dibenahi adalah strategi perusahaan. Sinergi antara corporate level strategy, business level strategy, dan functional level strategy didorong demi kelancaran penyelenggaraan perusahaan.
Selain memperbaiki tata kelola perusahaan, Awaluddin juga mendorong daya saing Angkasa Pura II ke tingkat internasional. Beberapa bandara internasional dijadikan sebagai alat pembanding. Misalnya, Changi Airport di Singapura, Haneda Airport di Jepang, dan Incheon International Airport di Korea Selatan.
”Perusahaan BUMN untuk berkembang ke level internasional harus memiliki pembanding level global. Mereka tidak boleh menentukan standar sendiri,” katanya. Ketika perusahaan diakui oleh lembaga independen internasional, tingkat kepercayaan diri perusahaan pun akan meningkat.
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dalam sambutannya yang dibacakan oleh Pemimpin Redaksi Majalah BUMN Track Akhmad Kusaeni menyampaikan, perusahaan BUMN memiliki tiga tugas. BUMN berfungsi sebagai instrumen ketahanan nasional, pendorong pertumbuhan ekonomi, dan pelopor kebanggaan nasional.
”BUMN diharapkan dapat mendukung terwujudnya program Nawacita yang ketujuh,” ujarnya. BUMN dapat mewujudkan kemandirian ekonomi karena meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing internasional.
Pada 2017, perusahaan BUMN berkontribusi memberikan laba sebesar Rp 202 triliun melalui pendapatan dividen dan pajak. Indonesia saat ini memiliki 180 perusahaan BUMN dan mempekerjakan sekitar 1 juta orang.
Berbagi pengetahuan
Dalam sambutannya, Tjahjo juga menyatakan, perusahaan BUMN adalah pionir perubahan tata kelola perusahaan yang lebih baik. Pihak swasta dapat belajar dari perusahaan BUMN untuk berinovasi sesuai dengan kebutuhan pasar.
Selain swasta, inovasi yang dilakukan perusahaan BUMN juga sebaiknya disalurkan kepada perusahaan badan usaha milik daerah (BUMD).
”Saya minta pemenang penghargaan dapat melakukan knowledge transfer dalam tata kelola finansial, manajemen, dan inovasi bisnis sehingga membantu pertumbuhan daerah,” ucapnya.