JAKARTA, KOMPAS — Tol Trans-Jawa yang tersambung dari Merak di Banten sampai dengan Probolinggo di Jawa Timur sepanjang 965 kilometer pada akhir tahun ini sudah menerapkan sistem transaksi terintegrasi. Dengan demikian, pengguna jalan tidak perlu berkali-kali bertransaksi di gerbang setiap ruas tol.
Panjang Trans-Jawa dari Merak sampai Banyuwangi 1.150 kilometer (km). Saat ini, pembebasan lahan masih dilakukan untuk ruas Probolinggo-Banyuwangi dan seksi IV ruas Pasuruan-Probolinggo sepanjang 185 km.
Menurut rencana, hingga akhir 2018 ruas Jalan Tol Trans-Jawa yang akan beroperasi secara bertahap adalah Pejagan-Pemalang, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Salatiga-Kartasura, Sragen-Ngawi, Wilangan-Kertosono, seksi III Gempol-Pasuruan, dan ruas Pasuruan-Probolinggo. Seluruh ruas tersebut sedang dalam tahap konstruksi.
”Hari ini, desain Jalan Tol Trans-Jawa terintegrasi. Sudah tidak ada gerbang tol yang melintang di tengah jalan tol yang memisahkan ruas tol satu dengan ruas lainnya. Jadi, pengguna tidak dirugikan dengan transaksi yang berkali-kali,” kata kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry Trisaputra Zuna, Kamis (9/8/2018), di Jakarta.
Herry menambahkan, pembangunan Jalan Tol Trans-Jawa memang dilelang per ruas. Namun, pengelolaannya sudah mensyaratkan integrasi antar-ruas untuk meminimalkan pengguna berhenti untuk bertransaksi. Dengan sistem tertutup, pengguna cukup bertransaksi pada saat masuk dan keluar jalan tol. Saat ini, empat badan usaha memiliki konsesi di Jalan Tol Trans-Jawa.
Nantinya, lanjut Herry, sistem yang terintegrasi akan mendukung penerapan jalan tol tanpa henti di seluruh ruas jalan tol. Hal itu sudah dimulai dengan program transaksi nontunai yang dilanjutkan dengan integrasi sistem di ruas-ruas jalan tol yang telah beroperasi. Namun, penerapan jalan tol tanpa henti memerlukan data pengguna kendaraan. Selain itu, diperlukan juga satu sistem pengelolaan yang bisa diterapkan di seluruh ruas jalan tol.
Secara terpisah, Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk Desi Arryani mengatakan, dari 20 badan usaha jalan tol yang mengelola konsesi di Jalan Tol Trans-Jawa, Jasa Marga memiliki 13 ruas, yang tujuh ruas di antaranya merupakan anak perusahaan jalan tol (APJT). Hingga kini hanya tersisa empat ruas jalan tol yang belum selesai dibangun.
”Dari total konsesi 1.527 km yang kami miliki, sekarang sudah beroperasi 787 km. Sampai akhir tahun ini akan bertambah sekitar 200 km,” kata Desi.
Menurut Desi, pengelolaan Jalan Tol Trans-Jawa mesti dilakukan oleh satu entitas agar efektif. Sebagai badan usaha yang memiliki paling banyak ruas di Trans-Jawa, Jasa Marga telah mengajukan model pengoperasian Trans-Jawa kepada pemerintah dan berdiskusi dengan pemilik konsesi lain di Trans-Jawa. Jasa Marga mendirikan PT Trans Jawa Toll Road sebagai wadah anak-anak usahanya yang mengelola ruas-ruas Trans-Jawa.