JAKARTA, KOMPAS — Perolehan laba Citibank Indonesia menyusut 36 persen menjadi Rp 835 miliar pada semester I-2018. Pada periode yang sama tahun lalu, Citibank Indonesia mencetak laba bersih sebesar Rp 1,35 triliun.
Presiden Direktur Citibank Indonesia Batara Sianturi, Senin (13/8/2018), mengatakan, penurunan laba disebabkan perusahaannya melakukan langkah pencadangan kerugian pada tahun ini. Cadangan kerugian penurunan nilai aset Citibank Indonesia untuk kredit dan surat berharga tercatat meningkat pada semester I-2018.
Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan surat berharga meningkat dari Rp 3,8 miliar menjadi Rp 15,5 miliar. Sementara untuk kredit meningkat dari Rp 1 triliun menjadi Rp 1,13 triliun.
”Tahun lalu laba sangat baik. Tahun ini, karena ada pencadangan kerugian, menjadi negatif karena benefit-nya sudah dirasakan tahun lalu,” ujar Batara saat pemaparan kinerja Citibank Indonesia di Jakarta.
Ia menambahkan, Citibank Indonesia membukukan tambahan cadangan kerugian kredit sejalan dengan pertumbuhan kredit perusahaan yang tumbuh 19 persen.
Menurut dia, ada empat sektor besar yang menopang pertumbuhan kredit Citibank, yaitu perantara keuangan, pertambangan dan penggalian, industri pengolahan, serta perdagangan besar dan eceran.
Director Country Head Corporate Affairs Citi Indonesia Elvera N Makki mengatakan, pertumbuhan kredit Citibank Indonesia telah melampaui target yang diberikan Presiden Joko Widodo kepada perbankan. Menurut dia, Presiden Jokowi meminta bank-bank di Indonesia dapat menyalurkan kredit minimal sebesar 8 persen pada tahun ini.
Sementara itu, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Citibank Indonesia masih di bawah pertumbuhan kredit. Citibank Indonesia mencetak pertumbuhan DPK sebesar 15 persen. Rasio kecukupan modal Citibank Indonesia pada semester I-2018 tercatat sebesar 24,05 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai 29,25 persen.