JAKARTA, KOMPAS--Pembelian emas melalui platform digital membuat investasi pada produk ini bisa dilakukan dengan jumlah dana terbatas. Proses pembelian juga menjadi lebih mudah karena platform ini bisa diakses melalui telepon pintar.
PT Tamasia Global Sharia, misalnya, menyediakan aplikasi Tamasia menggunakan harga emas PT Antam (persero) Tbk sebagai acuan. “Tamasia bertujuan menfasilitasi masyarakat yang ingin memiliki emas fisik, sebagai investasi likuid yang dapat melampaui nilai inflasi, menggunakan media digital,” kata CEO Tamasia, Muhammad Assad.
Assad memastikan, emas hasil transaksi pengguna aplikasi Tamasia memiliki wujud fisik yang tersimpan di tempat penyimpanan milik Antam. Untuk memiliki emas secara fisik, pengguna yang memiliki emas minimal 1 gram, dapat menggunakan fitur cetak emas tanpa biaya administrasi.
“Kami menjamin transaksi akan aman dari peretasan. Emas yang dicetak bisa diambil di kantor Tamasia atau dikirimkan ke alamat pengguna,” katanya.
Tamasia juga menawarkan cicilan emas kepada penggunanya, tanpa uang muka. Namun, fitur cicilan emas itu tersedia di aplikasi Tamasia lainnya, yakni Tamasia Reseller. Jangka waktu cicilan 3-24 bulan.
Saat ini, pengguna aktif aplikasi -yang aktif mulai Mei 2017- ini telah mencapai 75.000 orang, yang 80 persen di antaranya berusia 20-40 tahun. Hal ini sesuai tujuan awal perusahaan, yakni menggaet pengguna milenial.
Pemain lain adalah PT Bumi Santosa Cemerlang, melalui aplikasi EmasDigi. Perusahaan ini terafiliasi dengan PT PG Berjangka yang terdaftar dan diawasi Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
“Salah satu misi kami, mengedukasi masyarakat soal pentingnya investasi, khususnya instrumen emas, sekaligus meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia,” ujar CEO dan Founder EmasDigi, Claudia Kolonas.
Untuk menggaet generasi milenial, Claudia menawarkan kemudahan membeli emas mulai 0,01 gram. Nilai minimum itu membuka peluang bagi pelajar untuk mulai berinvestasi pada instrumen emas.
Harga EmasDigi mengacu pada Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia atau biasa disebut dengan Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Untuk transaksi jual-beli emas, EmasDigi mematok biaya transaksi 2 persen dari nilai yang diperjualbelikan.
Generasi milenial yang kian melek investasi produk emas ini juga dibidik PT Antam (Persero) Tbk. Perusahaan itu juga memiliki agen-agen resmi untuk jual-beli emas. Namun, kini Antam mengembangkan aplikasi logam mulia di ponsel untuk memudahkan pembeli emas.
"Rencananya diluncurkan akhir tahun ini. Harapannya, dapat meningkatkan porsi pembeli dari kelompok anak muda sekitar 2-5 persen per tahun," ujar General Manager Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian Logam Mulia Antam, Abdul Hadi.
Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Syariah Ahmad Reza menuturkan, untuk mempermudah nasabah membeli emas, Mandiri Syariah menyediakan layanan daring lewat laman. Bahkan, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu juga mengkaji peningkatan layanan untuk mempermudah akses nasabah melalui kerja sama dengan e-dagang.
Sementara, transaksi BukaEmas di laman e-dagang Bukalapak yang diluncurkan pada Juni 2017, sekitar 70 persen pengaksesnya adalah anak muda berusia 17-35 tahun.
Head of Payment and Financial Services Bukalapak Destya Danang Pradityo mengaku, pihaknya tengah mengkaji inovasi produk BukaEmas untuk memudahkan transaksi. Program itu memungkinkan pengguna membeli emas dengan Rp 3.000. Konsumen dapat menukarkan emasnya minimal 0,5 gram melalui Antam.
Belum wajib terdaftar
Perihal investasi emas melalui platform digital yang kian marak, Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sarjito menyatakan, perusahaan teknologi finansial berbasis jual-beli emas belum wajib terdafar di OJK. Saat ini OJK fokus pada kegiatan tekfin yang menghimpun dana masyarakat secara langsung dan kegiatan memutar dana pesertanya atau peer to peer lending.
“Di luar itu nanti akan diatur lebih lanjut di dalam Peraturan OJK Inovasi Keuangan Digital. Saat ini POJK itu sedang dalam tahap finalisasi,” ujarnya. (DIM/JUD)