MALANG, KOMPAS — Layanan perbankan untuk petani terus dipermudah. Pelayanan perbankan tanpa kantor dikenalkan kepada petani di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Layanan perbankan tanpa kantor dinilai efektif menjangkau petani di pelosok yang selama ini sulit mengakses layanan kantor perbankan.
Model layanan perbankan tanpa kantor dikenalkan kepada petani di Kabupaten Malang mulai Januari 2016 sampai Mei 2018 oleh Mercy Crops Indonesia. Melalui Program AgriFin Mobile, telah melaksanakan proyek percontohan (pilot project) penyediaan layanan keuangan tanpa kantor (branchless banking) bagi petani menggunakan layanan Mandiri e-cash.
Program tersebut didukung oleh Pemerintah Kabupaten Malang bekerja sama dengan Bank Mandiri dan gabungan kelompok tani (gapoktan) di sepuluh desa di Kecamatan Pagelaran, tiga poktan di tiga desa di Kecamatan Kepanjen, satu gapoktan di Kecamatan Bululawang, dan satu poktan di Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang.
”Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan akses petani yang selama ini belum mendapatkan layanan keuangan dari bank umum dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi, yaitu handphone. Diharapkan, dengan mendekatkan layanan perbankan ke desa, petani bisa lebih efektif dalam mengelola keuangan. Mereka bisa menabung dan bertransaksi perbankan lainnya cukup memanfaatkan jasa agen dan menggunakan hanphone sehingga berdampak pada peningkatan investasi tabungan petani,” kata Andi Ikhwan, Direktur Program Layanan Pertanian dan Keuangan Mercy Crops Indonesia.
Andi mengatakan itu pada Selasa (14/8/2018) dalam Workshop Hasil Akhir Pelaksanaan Pilot Project Layanan Keuangan Tanpa Kantor untuk Petani di Kabupaten Malang.
Andi menambahkan, dalam kurun waktu 2,5 tahun pelaksanaan pilot project tersebut, Mercy Corps Indonesia telah mendampingi dan melakukan training kepada petani dan 15 agen yang ditunjuk. Mereka juga memberikan bantuan berupa netbook dan Mi-Fi sebagai alat untuk melayani petani dalam melakukan transaksi keuangan via agen. Selain itu, Mercy Crops Indonesia memberikan bantuan berupa dana hibah kepada 15 poktan/gapoktan untuk digunakan dalam membiayai sosialisasi, promosi, dan pelatihan petani dalam menggunakan layanan Mandiri e-cash dengan menggunakan ponsel.
Layanan Mandiri e-cash sendiri adalah bentuk layanan keuangan digital yang bisa diakses melalui ponsel baik dalam bentuk aplikasi Android maupun USSD. Mercy Crops Indonesia juga memberikan pelatihan khusus kepada 1.226 petani perempuan tentang literasi keuangan dan pengembangan usaha.
Ery Astuti, Liabilities and Agent Banking Department Bank Mandiri, mengatakan bahwa program layanan perbankan tanpa kantor bertujuan untuk memperluas layanan Bank Mandiri. ”Intinya adalah bagaimana petani sekarang tidak harus datang jauh-jauh tetapi tetap bisa mendapat layanan perbankan. Itulah gunanya ada agen di daerah,” kata Ery.
Ery menambahkan, agen Bank Mandiri tersebut nantinya selain menyediakan produk layanan perbankan umum, seperti membuka tabungan, juga mengenalkan uang elektronik kepada petani. ”Selain itu, mereka juga bisa menjadi agen bagi petani untuk mendapatkan kredit dari Bank Mandiri,” katanya.
Semua itu, menurut Ery, untuk mengajak petani yang awalnya masih belum mengenal layanan perbankan akhirnya bisa mengenalnya.
”Dengan masyarakat melek keuangan, harapannya masyarakat bisa mengelola keuangannya sendiri demi masa depan mereka. Petani bisa datang ke agen hanya untuk menabung Rp 20.000. Pelajar bisa datang ke agen hanya untuk menabung Rp 1.000. Semua orang tidak perlu malu meski hanya menabung dengan jumlah kecil. Ini kemudahan yang bisa digunakan masyarakat di pelosok, salah satunya petani,” kata Ery.
Rinik, Ketua Koperasi Wanita Tani Anggrek Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, mengatakan, ia sudah memanfaatkan layanan agen Bank Mandiri di desanya untuk bertransaksi menggunakan Mandiri e-cash. ”Dengan Mandiri e-cash, saya dapat membayar hasil panen sayur organik anggota menggunakan ponsel,” katanya.