JAKARTA, KOMPAS--Pabrik gula milik swasta membeli gula petani dengan harga Rp 9.200-Rp 9.300 per kilogram. Sementara, Perum Bulog membeli gula petani yang bermitra dengan pabrik gula BUMN seharga Rp 9.700 per kilogram.
Oleh karena itu, petani tebu yang bermitra dengan pabrik gula (PG) meminta Perum Bulog menyerap gula mereka.
Dalam tiga tahun terakhir, harga pembelian oleh PG swasta yang bermitra dengan petani tebu menurun. Berdasarkan catatan Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), harga lelang gula di pabrik pada 2016 berkisar Rp 10.500 per kilogram (kg), yang pada 2017 turun menjadi Rp 9.800 per kg.
Menurut Ketua Umum APTRI Soemitro Samadikoen, harga gula petani yang rendah dari PG swasta itu mencerminkan kelebihan suplai di pasar. Kelebihan suplai berasal dari sisa impor sebelumnya dan rembesan gula rafinasi.
APTRI memperkirakan, kelebihan suplai gula pada 2018 sebanyak 3,7 ton. Sementara, kebutuhan gula nasional diasumsikan 2,7 juta ton-2,8 juta ton per tahun.
Soemitro menilai, permintaan petani yang bermitra dengan PG swasta agar Perum Bulog menyerap gula mereka, wajar. "Petani tebu itu tak hanya bermitra dengan pabrik gula BUMN, tetapi ada juga yang bermitra dengan pabrik gula swasta. Karena harga serap Bulog lebih tinggi dari perusahaan swasta, petani yang bermitra dengan pabrik gula swasta juga meminta gulanya diserap Bulog," tutur Soemitro saat dihubungi, Rabu (15/8/2018).
Sekretaris Jenderal APTRI M Nur Khabsyin berharap Bulog dapat menyerap gula petani yang bermitra dengan PG swasta agar harga yang diterima lebih baik. Apalagi, saat ini ongkos produksi gula petani berkisar Rp 10.500-Rp 11.000 per kg.
Realisasi
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menyebutkan, jumlah gula petani -yang bermitra dengan PG swasta- yang diminta diserap Bulog sebanyak 169.000 ton. Permintaan ini juga dibahas dalam rapat koordinasi perihal gula di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, yang juga dihadiri Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan, Direktur Pengadaan Bulog Bachtiar, serta Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh.
Wahyu mengatakan, penugasan Bulog tetap mengacu pada penyerapan gula petani di PG BUMN hingga April 2019.
Sementara, Bachtiar menambahkan, target penyerapan sebanyak 500.000-600.000 ton. Adapun realisasi penyerapan gula petani sampai saat ini 70.000 ton. Sebagian besar gula berasal dari PT Perkebunan Nusantara (Persero) X dan PT Perkebunan Nusantara (Persero) XI.
Dalam kesempatan itu, Wahyu menuturkan, revisi neraca gula belum selesai. (JUD)