Tidak hanya dikenal sebagai Kepulauan Rempah-Rempah atau Negeri Katulistiwa, Indonesia juga disebut Negeri Cincin Api, sebuah negeri yang dilalui deretan gunung api. Banyak keuntungan didapat dari posisi Indonesia seperti tanah yang subur dan indah namun juga memiliki risiko yaitu kerap terjadi bencana. Bagaimana fenomena ini bisa direspons oleh usaha rintisan?
Basis Negeri Cincin Api sudah selayaknya diadopsi semua pihak, mulai dari perguruan tinggi, pemerintah, pengusaha, peneliti, hingga usaha rintisan (start up). Semua keputusan dan inovasi sepertinya harus mempertimbangkan masalah-masalah yang terkait dengan keuntungan dan risiko berada di Negeri Cincin Api.
Selama ini berbagai keputusan dan inovasi belum berbasis pada permasalahan riil itu. Semisal bantuan pangan untuk korban bencana belum didesain untuk mereka yang menjadi korban bencana. Tidak sedikit bantuan berupa mie instan yang kurang menyuplai kebutuhan kesehatan pengungsi.
Bencana terakhir di Pulau Lombok makin memanggil semua kalangan untuk mulai mendesain kebutusan dan berbagai tindakan yang berbasis pada Negeri Cincin Api itu. Usaha rintasan berbasis digital melalui sebuah aplikasi sangat berpeluang untuk ikut membantu menyelesaikan berbagai masalah dalam pengelolaan informasi dan juga penanganan bencana. Pengelolaan informasi bisa dimulai dari informasi awal setelah gempa seperti lokasi dan peta besar.
Setelah informasi awal itu kemudian usaha rintisan bisa membagikan dampak awal namun juga lebih penting lagi adalah data-data awal sekitar lokasi terdampak bencana. Selanjutnya adalah informasi mengenai perkembangan di lokasi terdampak dan identifikasi kebutuhan para pengungsi. Mereka bisa menghubungkan dengan pihak atau organisasi terkait sehingga informasinya akurat dan sangat mungkin informasi menjadi makin komplit.
Pada tahap lanjutan, usaha rintisan bisa membantu mengumpulkan informasi titik-titik lokasi terdampak secara cermat, informasi lokasi bantuan, bantuan yang diperlukan, kondisi korban, dan lain-lain. Selama ini informasi seperti ini jarang dikelola dengan baik sehingga sering terjadi tumpang tindih bantuan atau sebaliknya daerah yang membutuhkan malah tidak dipasok baik tenaga medis maupun logistik yang memadai. Usaha rintisan juga bisa melakukan penggalangan bantuan baik dana maupun barang karena dia yang menguasai informasi detail tentang dampak bencana.
Kabarnya, Qlue dilibatkan di dalam penanganan bencana di Lombok. Langkah ini merupakan langkah yang baik dan tentu masih membutuhkan inovasi untuk penanganan bencana yang lebih baik lagi. Sebelumnya usaha rintisan yang terlibat lebih banyak untuk penggalangan bantuan baik dana maupun barang. Kita masih membutuhkan berbagai usaha rintisan yang ikut menangani bencana di Negeri Cincin Api ini.
Di beberapa negara aplikasi yang digunakan juga belum banyak inovasi. Facebook semisal memberikan fasilitas cek keamanan terkait dengan posisi kita bila terjadi bencana. AirBnB pernah menginstruksikan kepada para pemilik rumah untuk menampung orang-orang yang terjebak atau terdampar di berbagai tempat menyusul aksi terorisme di Paris beberapa waktu lalu.
Masalah di Indonesia yang begitu banyak, salah satunya adalah bencana yang beruntun, pasti menantang para inovator di usaha rintisan di Tanah Air untuk ikut menyelesaikan masalah. Usaha rintisan berbasis digital yang merespons fenomena Negeri Cincin Api belum banyak dibangun. Kini kita kembali menantang mereka untuk berkreasi.
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.