SEMARANG, KOMPAS - Ruas Tol Batang-Semarang sejauh 75 kilometer di pantai utara Jawa Tengah diproyeksikan jadi percontohan jalan tol dengan area rehat yang memfasilitasi produk usaha mikro, kecil, dan menengah. Rencana itu sesuai arahan Presiden Joko Widodo yang meminta produk lokal mendapat prioritas di area rehat tol.
Dicky Pramudito, staf Optimalisasi Aset PTPN IX, Jumat (17/8/2018), mengatakan, area rehat yang disiapkan merupakan tipe A dengan luas minimal 6 hektar. Adapun area rehat berada di areal Kebun Siluwok milik PTPN IX di Kabupaten Batang dengan pengembang proyek PT Pembangunan Perumahan (PP).
Saat ini, pembangunan area rehat dalam finalisasi, khususnya terkait perizinan serta pengkajian kelaikan bisnis dan finansial. ”Dipastikan ada space (ruang) UMKM. Berdasarkan arahan Presiden dan Menteri BUMN, persentase UMKM akan mencapai 70 persen,” katanya.
Sebelumnya, di sela-sela peresmian jalan tol ruas Kartasura-Sragen di Gerbang Tol Ngemplak, Boyolali, Jateng, Minggu (15/7), Presiden Joko Widodo mengatakan telah memerintahkan menteri terkait agar produk unggulan daerah ditampilkan di area rehat tol. Ini bentuk keberpihakan pada produk lokal (Kompas, 16/7).
Dicky menambahkan, PTPN IX yang selama ini mengelola Kampoeng Kopi Banaran dan Banaran 9 Coffee & Tea di Kabupaten Semarang juga kerap bekerja sama dengan pelaku UMKM untuk produk seperti makanan ringan, kerajinan, dan batik. Hal itu diharapkan juga bisa dilakukan di area rehat tol. Namun, pengaturan terkait UMKM yang akan dilibatkan di area rehat bakal dilakukan perusahaan BUMN lain.
Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang Arie Irianto di sela-sela penandatanganan nota kesepahaman (MOU) dengan Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis (16/8), mengatakan, salah satu area rehat di Tol Batang-Semarang akan dijadikan percontohan. Prioritas ruang etalase bagi produk lokal untuk memastikan keberadaan tol tidak mematikan sentra produksi UMKM. ”Keberadaan rest area ini akan menjadikan sesuatu yang bermanfaat dan adil bagi masyarakat. Ini arahan Presiden Jokowi yang berpihak kepada pengusaha mikro dan kecil,” ujarnya.
Sekretaris Daerah Provinsi Jateng Sri Puryono mengatakan telah memerintahkan instansi terkait agar berkoordinasi dengan pemkab atau pemkot yang dilewati jalan tol. Hal itu agar para pelaku UMKM dapat terakomodasi membuka usaha di area rehat.
”Percepatan proyek strategis nasional harus dilaksanakan, termasuk proyek Tol Trans-Jawa. Namun, jangan sampai warga tidak ikut terlibat memanfaatkan rest area untuk usaha,” kata Sri. Pengerjaan proyek Jalan Tol Batang-Semarang kini 86 persen dan ditargetkan tuntas akhir 2018. (DIT)