Panggung dunia di depan mata mempersilakan siapa saja untuk tampil. Ada panggung industri digital yang bergerak cepat, menanti inovasi dan kreasi pelakunya.
Indonesia turut tampil di panggung bisnis industri digital. Anak-anak muda, dengan berbagai kreativitas, memanggungkan karya mereka. Empat di antaranya adalah usaha rintisan dalam industri digital yang sudah memiliki nilai valuasi setidaknya 1 miliar dollar AS atau disebut unicorn.
Jika mengacu pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akhir-akhir ini, valuasi itu setara dengan sekitar Rp 14,5 triliun. Inovasi mereka menarik minat pemilik dana atau modal, yang kemudian menanamkan dana mereka di usaha tersebut. Empat pelaku usaha industri digital itu adalah Go-Jek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka.
Anak-anak muda pendiri perusahaan digital itu tak hanya punya ide. Mereka juga punya nyali, tekad, dan inovasi yang tiada henti sehingga sanggup berlaga di panggung persaingan dalam negeri. Mereka bahkan melanjutkan laga di tingkat regional, kemudian di tingkat dunia.
Di laman startupranking.com, usaha rintisan dari Indonesia itu tak kalah dari usaha lain di dunia. Bukalapak, misalnya, ada di peringkat ke-26. Peringkat pertama berdasarkan penilaian laman itu dipegang Airbnb.
Bagi anak-anak muda yang kini menjadi pemimpin perusahaan unicorn, tak ada kata berhenti untuk terus berinovasi. CEO Go-Jek Nadiem Makarim setiap pagi bangun dengan energi yang meluap-luap dan keinginan untuk menciptakan inovasi baru bersama tim. CEO Tokopedia William Tanuwijaya tak pernah takut gagal karena tak pernah berhenti mencoba untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. CEO Bukalapak Achmad Zaky berusaha membentuk tim dari orang-orang terbaik demi menghasilkan karya terbaik. Adapun CEO Traveloka Ferry Unardi berupaya menciptakan lingkungan kerja yang menantang dan terbuka untuk menghasilkan inovasi terbaik.
Ide tanpa batas dari para CEO unicorn itu melahirkan produk atau fitur yang kian beragam. Go-Jek tak melulu tentang ojek yang bisa dipesan secara dalam jaringan. Traveloka tak hanya menyediakan tiket pesawat. Bukalapak dan Tokopedia tak hanya menyediakan layanan yang mempertemukan usaha mikro, kecil, dan menengah dengan pembeli. Mereka telah mengembangkan layanan, termasuk transaksi finansial yang bisa digunakan masyarakat melalui gawai.
Bagi mereka, semua upaya tersebut demi mewujudkan satu hal, yakni memberikan sumbangsih bagi negeri ini. Sumbangsih itu, sekecil apa pun, selalu berarti. Apalagi, memberikan sumbangsih berupa manfaat bagi perekonomian Indonesia, misalnya melalui tenaga kerja yang bekerja di perusahaan itu dan memberikan saluran penjualan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah.
Mengacu pada data di laman startupranking.com yang dikutip pada Minggu (19/8/2018), saat ini ada 1.875 usaha rintisan di Indonesia. Jumlah itu jauh lebih banyak dari usaha rintisan di beberapa negara ASEAN, seperti Filipina (220 unit) dan Vietnam (89 unit). Umumnya, pelaku usaha rintisan adalah anak-anak muda yang energi dan kreativitasnya tak berbatas.
Pemerintah RI bisa membantu menciptakan ekosistem di dalam negeri yang menantang pelaku usaha rintisan untuk berkreasi dan berinovasi, bahkan bisa memacu semangat anak-anak muda di Tanah Air untuk memberikan karya terbaik mereka. Contohnya sudah ada, setidaknya dari empat usaha unicorn di Indonesia, yang dikenal di panggung dunia. Mereka bisa menjadi inspirasi. Salut.