Satelit Merah Putih yang diluncurkan pada 7 Agustus lalu di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, kini menjalani uji coba orbit (\'in orbit test\'). Satelit milik PT Telkom Indonesia tersebut telah menempati slot orbit 108 derajat Bujur Timur.
Oleh
Nasru Alam Aziz
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Satelit Merah Putih yang diluncurkan pada 7 Agustus lalu di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, kini menjalani uji coba orbit (in orbit test). Satelit milik PT Telkom Indonesia tersebut telah menempati slot orbit 108 derajat Bujur Timur pada ketinggian sekitar 36.000 kilometer di atas Selat Karimata.
Slot orbit 108 BT sebelumnya ditempati oleh satelit Telkom-1 yang mengalami anomali dan berhenti beroperasi pada Agustus 2017.
“Pada 18 Agustus pukul 23.00 WIB, satelit Merah Putih telah menyelesaikan tahapan orbit raising sesuai jadwal dan berada dalam kondisi normal,” kata Vice President Corporate Communication Telkom Arif Prabowo, Selasa (21/8/2018) di Jakarta.
Tahapan in orbit test akan dijalani selama sekitar 25 hari sejak 18 Agustus. “Jika in orbit test berhasil dilalui tanpa kendala, satelit Merah Putih sudah siap digunakan pada pekan ketiga September 2018.
Satelit ke-10 milik Telkom itu membawa 60 transponder aktif, yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan mencakup wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit tersebut mengandalkan platform SSL-1300 dengan usia pakai minimal 16 tahun.
Satelit Merah Putih akan melengkapi dua satelit milik Telkom yang masih aktif, yakni Telkom-2 di slot orbit 157 BT dan Telkom-3S di 118 BT. Dengan demikian kapasitas yang sebelumnya hanya 73 TPE (transponder equivalent) menjadi 133 TPE.
Sesaat setelah peluncuran satelit Merah Putih di Cape Canaveral Air Force Station, Ditektur Utama Telkom Alex J Sinaga menyampaikan harapan agar satelit tersebut dapat memenuhi kebutuhan transponder nasional. Kebutuhan nasional saat ini sebanyak 188 TPE
Menurut Alex, satelit Merah Putih akan berperan penting dalam menghadirkan layanan komunikasi broadband di area-area yang tidak dijangkau oleh teknologi fiber optic maupun sistem komunikasi lainnya, khususnya di wilayah terdepan, terluar dan tertinggal.
“Satelit Merah Putih menjangkau seluruh wilayah Indonesia, serta negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan. Dengan demikian, kehadirannya diharapkan dapat mengurangi digital divide (kesenjangan digital). Selain itu, akan memperkuat bisnis internasional TelkomGroup, sehingga mengantarkan TelkomGroup menjadi perusahaan telekomunikasi digital Indonesia yang terdepan dan berdaya saing global,” tutur Alex.