MALANG, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mendorong petani setempat mengembangkan kopi organik. Saat ini, lahan kopi yang sudah dikembangkan secara organik dan bersertifikat di Kabupaten Malang mencapai 50 hektar dari total sekitar 16.700 hektar lahan kopi yang tersebar di lereng Gunung Semeru, Kawi, dan Anjasmara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang Budiar Anwar, Kamis (23/8/2018), mengatakan, petani yang sudah mengembangkan kopi organik ada di Desa Amandanom, Kecamatan Dampit. Sedang untuk petani lainnya diharapkan segera menyusul.
“Ke depan kopi organik yang kita butuhkan. Teman-teman Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman kita telah berusaha membuat pupuk dan obat-obatan pembasmi hama dari agen hayati yang tidak mengandung unsur kimia. Sehingga lebih ramah lingkungan,” ucapnya.
Menurut Budiar sejauh ini tidak ada kendala dalam mewujudkan pertanian organik. Hanya saja, butuh upaya keras untuk meyakinkan petani agar memanfaatkan metode organik pada tanaman mereka. Karena selama Orde Baru mereka dibiasakan memakai bahan kimia untuk memacu produksi tanaman.
Saat ini luas tanaman kopi di Malang untuk jenis robusta mencapai 15.000 hektar dan 1.700 hektar lainnya arabika dengan produktivitas 0,8 ton per hektar per tahun untuk biji kopi arabika dan 1,4 ton per hektar per tahun untuk robusta. Produksi kopi di Malang mencapai 10.000-12.000 ton per tahun biji kopi.
Kopi asal Malang sendiri sudah memasuki pasar ekspor ke sejumlah negara. Pabrik kopi di Dampit PT Asal Jaya Dampit. Dalam setahun pabrik kopi ini mampu mengekspor 45.000 ton bubuk kopi ke sejumlah negara. “Dengan adanya sertifikat organik maka kopi malang bisa lebih diakui lagi oleh dunia,” katanya.
Kopi malang telah mengantongi sertifikat organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (Lesos) 2017. Saat ini petani kopi di Dampit, juga dalam proses mendapatkan sertifikat organik internasional bersama enam daerah lainnya di Jawa Timur, yakni di Bondowoso, Situbondo, Pasuruan, dan Lumajang.
“Untuk sertifikat dari Lesos, kopi robusta dari Amadanom, Kecamatan Dampit baru satu-satunya di Jawa Timur yang mendapatkan sertifikat itu. Yang internasional tahun ini, ini sedang dalam proses,” ujar pembina Eko Wisata Kebun Kopi Amadanom, Jajang Somantri.