JAKARTA, KOMPAS – Perusahaan teknologi finansial berbasis syariah diyakini memiliki potensi besar di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Namun, pemahaman masyarakat tentang konsep ekonomi syariah perlu ditingkatkan agar tertarik berinvestasi dengan model syariah. Hal itu jadi tantangan pengusaha rintisan guna memaksimalkan potensi pasar itu.
Berdasarkan data Sensus Penduduk yang dihimpun Badan Pusat Statistik pada 2010, jumlah penduduk beragama Islam di Indonesia berjumlah 207 juta orang dari total jumlah penduduk Indonesia 237 juta orang.
“Meskipun Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia, pangsa keuangan syariah terhadap perbankan nasional hanya kurang dari enam persen,” kata CEO Alami Teknologi Sharia Dima Djani di Jakarta, Jumat (24/8/2018).
Dima berpendapat, perusahaan teknologi finansial (tekfin) punya peran strategis mengedukasi masyarakat agar memahami lebih dalam konsep ekonomi syariah. Jaringan perbankan dan mitra syariah lain yang dimiliki peusahaan teknologi finansial syariah akan ikut membantu mengedukasi masyarakat.
“Lewat kerja sama dengan perusahaan tekfin syariah, pelaku usaha UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) akan dibantu lebih lanjut memahami model ekonomi syariah. Yang terpenting untuk disampaikan pada mereka adalah syariah itu sistem sharing economy yang adil, transparan dan dapat bisa dipercaya,” ujar Dima.
Selain itu, perusahaan teknologi finansial juga menyediakan pembinaan jangka panjang bagi pelaku usaha agar taat melakukan pembayaran pajak dan pencatatan usaha yang baik. Hal itu dilakukan agar kompetensi pelaku usaha UMKM meningkat dan bisa mengembangkan usaha.
Deputi Direktur Spesialis Penelitian Departemen Perbankan Syariah Otoritas Jasa Keduangan Achmad Wijaya Putra mengatakan, jasa keuangan syariah terus berkembang. Sampai April 2018, keuangan syariah tumbuh 19,54 persen dengan pangsa pasar 8,29 persen dari total pangsa pasar jasa keuangan (Kompas, 24/7/2018).
Meskipun saat ini pangsa pasar jasa keuangan syariah memang belum menjadi yang terbesar di Indonesia, Dima yakin jasa keuangan syariah akan terus tumbuh. “Meski kecil, tapi pangsa pasar syariah itu terus tumbuh, kita lihat semoga bonus demografis Indonesia akan menambah pangsa pasar syariah dengan signifikan,” kata Dima. (PANDU WIYOGA)