Platform media sosial semakin banyak digunakan untuk mempromosikan barang atau jasa. Beriklan di masa kini, tidak cukup lagi hanya di media utama seperti media cetak, radio, televisi atau media luar ruang. Ada cara baru untuk mempromosikan produk dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan cara promosi gaya lama. Facebook misalnya, tidak hanya digunakan sebagai ajang reuni atau bertegur sapa di dunia maya saja.
Sosial media seperti Facebook dan Instagram dapat dimanfaatkan dengan maksimal untuk memajukan bisnis. Tidak hanya bisnis bagi perusahaan besar, yang belakangan merekrut anak-anak muda yang khusus mengamati Facebook dan Instagram, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha kecil.
Ternyata, dua dari tiga pengusaha kecil dan menegah (UKM) membangun bisnisnya pada platform Facebook. Sebanyak 80 persen diantara para pengusaha UKM itu menyatakan penjualan mereka meningkat setelah memanfaatkan laman Facebook dan Instagram.
Menurut Ferdy Nandes, Head of Emerging Business and SMB Indonesia and Philipines Facebook di Jakarta, Selasa (21/8), ada beberapa cara untuk mengoptimalkan media sosial.
Salah satunya adalah, membuat tayangan video yang disebarkan melalui akun media sosial seperti Facebook dan Instagram. Tetapi, membuat tayangan di sosial media, ternyata berbeda dengan membuat video yang didistribusikan pada platform lain seperti televisie. Meski materi yang ditampilkan sama-sama berbentuk video.
Pertama, kata Ferdy, ketahuilah bahwa perilaku masyarakat berbeda ketika melihat iklan di televisi dan di platform sosial media. Di televisi, biasanya penonton baru melihat siapa yang beriklan pada akhir tayangan video.
Sebaliknya, jika beriklan di sosial media, tiga detik pertama merupakan waktu yang krusial untuk menyampaikan pesan, sebelum jempol berpindah ke laman lain. Karena itu, logo pengiklan perlu ditampilkan pada awal video tersebut.
Ketika beriklan di sosial media, sebaiknya diberikan teks yang menjelaskan iklan apa yang sedang ditayangkan. Mengapa? Karena, orang sering membuka akun sosial media di tempat umum bahkan di tempat kerja sehingga harus membisukan suara supaya tidak menganggu penumpang lain atau terdengar oleh boss!
Dengan memberikan teks pada video iklan, tanpa mendengar suaranya pun pesan dari iklan itu sudah tersampaikan.
Durasi video iklan juga menentukan keberhasilan penyampaian materi. Untuk tayangan iklan di sosial media, sebaiknya hanya dalam 10 detik. Lebih dari 10 detik, jempol telah berpindah ke laman lainnya. Bila diamati, ada banyak tayangan iklan di sosial media yang dapat menyampaikan pesan hanya dalam tempo 10 detik.
Jika lebih dari 10 detik, orang enggan membuka video itu. Entah karena keterbatasan pulsa, ketiadaan jaringan wifi atau alasan lain. Prinsipnya, semakin cepat tayangan iklan diselesaikan maka semakin baik.
Prinsipnya, semakin cepat tayangan iklan diselesaikan maka semakin baik.
Format video juga sudah berubah. Jika pada masa era tayangan di televisi, format video yang digunakan adalah 16:9, di era sosial media ini format video yang lebih baik adalah 1:1 sehingga tampak lebih besar di layar.
Dapat juga digunakan format vertikal dengan perbandingan 9:16. Dengan format baru itu, gambar video akan memenuhi layar telepon genggam dibandingkan format 16:9 yang tampilannya hanya kecil saja.
Hidayatus Syufyan, pengusaha hijab yang sepenuhnya berjualan secara daring mengakui, beriklan melalui laman Facebook sangat membantu untuk menjangkau pelanggan. Setiap bulan, Hidayatus dan istrinya mengirimkan ribuan potong hijab hingga ke negara tetangga hanya dengan berpromosi di Facebook.
Jadi, manfaatkan Facebook dan media sosial lain dengan baik agar bisnis dapat berkembang.