Serap Gairah Asian Games
Apa jadinya jika pencatat waktu untuk mengukur hasil pertandingan di nomor olahraga terukur seperti lari dan renang tidak akurat? Kejuaraan olahraga multievent sangat bergantung pada kualitas pencatat waktu yang presisi.
Asian Games Jakarta-Palembang 2018 merupakan kali kelima bagi merek jam asal Swiss, Tissot, sebagai pencatat waktu resmi acara olahraga terbesar di Asia ini. Pertama kali menjadi pencatat waktu Asian Games di Bangkok (Thailand) pada 1998, kemitraan Tissot dipastikan berlanjut hingga Asian Games Hangzhou (China) pada 2022.
Sebelumnya, Tissot lebih dikenal sebagai jam tangan mewah nan klasik. Namun, kini merek itu mengincar segmen pasar yang lebih luas. Selain memanfaatkan industri olahraga untuk meregenerasi konsumen, tidak menutup kemungkinan suatu saat Tissot akan memproduksi jam tangan cerdas.
Seusai memenuhi undangan untuk hadir dalam pembukaan Asian Games 2018, President of Tissot, François Thiébaud, menyempatkan bertemu dengan Kompas. Dalam pertemuan singkat di Hotel Mulia, Jakarta, dia menjelaskan tentang rencananya dalam membangun kesadaran merek Tissot secara global.
Anda telah hadir dalam lima edisi seremoni pembukaan Asian Games, bagaimana penilaian Anda terhadap seremoni pembukaan Asian Games di Indonesia?
Saya tidak mau membandingkan acara pembukaan di satu negara dengan yang lainnya. Setiap negara tuan rumah Asian Games punya kesempatan untuk mempromosikan negara dan budaya mereka dengan caranya masing-masing. Akan tetapi, yang jelas, suasana pembukaan tadi malam sangat luar biasa.
Sangat menarik melihat presiden jadi bagian dalam pertunjukan. Pembukaan Asian Games kemarin sangat emosional. Parade atlet menonjolkan kebanggaan mereka mewakili negara masing-masing. Mereka juga membayangkan apa yang akan mereka capai nanti. Tidak sekadar datang untuk berkompetisi, tetapi mereka semua datang untuk berjuang.
Apa yang membuat Anda melanjutkan hubungan kemitraan dengan Asian Games?
Kalau tidak ada keuntungan untuk penjualan, tidak akan kami lakukan. Tapi tidak hanya sekadar untuk promosi. Tidak semua perusahaan jam tangan dapat membuat alat pencatat waktu digital untuk bermacam-macam cabang olah raga. Kami memiliki sumber daya yang tepat untuk membuat pencatat waktu dengan kualitas terbaik di dunia.
Tissot yang termasuk dalam grup Swatch memiliki pengalaman panjang untuk menjadi pencatat waktu resmi dari acara bergengsi seperti Pan American Games di Rio de Janeiro pada 2007 serta Summer and Winter Universiade pada 2013. Sekali lagi saya berani tekankan, alat pencatat waktu kami adalah yang terbaik di dunia dengan tingkat kesalahan nol.
Setiap tahun kami bermitra dengan banyak ajang basket, tenis meja, dan sepeda. Setiap bulan selalu ada dua sampai tiga ajang olahraga level tinggi yang menggunakan Tissot sebagai pencatat waktu.
Bagaimana dampak kemitraan dengan Asian Games selama dua dekade ini terhadap penjualan produk Tissot?
Kemitraan ini sangat-sangat penting dan strategis. Sebagai pencatat waktu resmi ajang ini, Tissot harus mengutamakan tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Kalau Tissot terbukti mampu membuat pencatat waktu dengan tingkat keakuratan yang tinggi, artinya kualitas serupa juga mampu kami implementasikan pada jam tangan.
Sepanjang Asian Games berlangsung selama dua minggu, masyarakat bisa melihat logo merk Tissot di mana pun. Mereka bisa melihat logo ini di televisi setiap hari. Hal ini tentu sangat positif untuk membangkitkan kesadaran produk kami di tengah masyarakat. Kami menyediakan antara lain peralatan dan 380 pencatat waktu.
Setelah itu, masyarakat akan mengobservasi sendiri merek kami melalui internet, mendatangi pusat-pusat perbelanjaan, dan kami pun mendedikasikan jam yang spesial untuk Asian Games. Artinya, ini adalah sebuah medium promosi yang sangat positif untuk Tissot.
Apa yang membuat pasar Indonesia menarik bagi Anda?
Indonesia adalah pasar yang cocok dan sangat potensial karena Tissot punya jam tangan kategori olahraga dan banyak kategori lain yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Dengan karakteristik anak muda di Indonesia yang suka bepergian dan mencintai produk dengan merek ternama, menjadi sebuah perpaduan yang tepat untuk memperluas pasar kami.
Banyak masyarakat Indonesia menggilai olahraga. Kami pun mengajak para olahragawan berprestasi yang menginspirasi banyak orang untuk menjadi duta merek kami. Di MotoGP kami punya Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Kemudian ada Tony Parker dari NBA. Di Indonesia ada ganda campuran bulu tangkis terbaik dunia Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad yang menjadi duta kami.
Kami percaya pelanggan di Indonesia menghargai merek kami dan membutuhkan informasi terkini mengenai Tissot. Kami ingin benar-benar membangun dan memposisikan merek kami dengan memberikan kualitas yang baik dan distribusi yang kuat di Indonesia. Kami tidak khawatir dengan pertumbuhan yang melambat di Indonesia karena kami melihat kelas menengah Indonesia sangat banyak dan terus berkembang. Sepanjang kelas menengah itu masih tumbuh, maka kami percaya akan tumbuh. Mereka lah target pasar kami.
Memanfaatkan momentum ini, hal baru apa yang Anda tawarkan kepada pasar Indonesia?
Selain dukungan teknis, Tissot merilis empat jam tangan edisi khusus untuk merayakan kemitraan dua dekade bersama Asian Games. Empat jam tangan edisi khusus tersebut untuk Asian Games 2018 dan hanya dipasarkan di Asia. Keempat jam tangan edisi khusus tersebut diproduksi terbatas. Seluruhnya kami rancang sesuai dengan karakteristik segmentasi pasar kami di Asia.
Di era perkembangan digital seperti sekarang ini, apakah ada rencana Tissot untuk memproduksi jam tangan pintar?
Mengenai produk bagi pelanggan, Tissot akan tetap fokus pada pengembangan jam mekanis tradisional untuk masa mendatang. Namun, hal itu tentunya tidak menghalangi kemungkinan bagi perusahaan untuk memproduksi jam tangan cerdas di masa yang akan datang untuk meregenerasi pelanggan yang lebih muda.