JAKARTA, KOMPAS — Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) berinvestasi sebesar 691,5 juta dollar AS di Indonesia selama tiga tahun terakhir. Investasi tersebut untuk membiayai empat proyek infrastruktur di Indonesia.
Head of Communications and Development AIIB Laurel Ostfield di Jakarta, Selasa (28/8/2018), mengatakan, kerja sama tersebut dijalin untuk memperkecil kekurangan pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia.
Adapun menurut Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Indonesia membutuhkan tambahan dana sebesar 368,9 miliar dollar AS dalam mendukung program pembangunan pemerintah berjangka waktu lima tahun.
”Defisit investasi memengaruhi pembangunan infrastruktur yang baru. Defisit juga menghambat proses rehabilitasi, operasional, dan peningkatan kualitas infrastruktur yang ada,” kata Ostfield.
AIIB adalah bank pembangunan multilateral yang memberikan pendanaan khusus pembangunan infrastruktur di wilayah Asia Pasifik. Bank itu bermarkas di China dan memiliki 87 anggota per 28 Agustus 2018.
Bank itu berkolaborasi dengan pemerintah dalam empat proyek, yakni modernisasi irigasi strategis dan proyek rehabilitasi mendesak (250 juta dollar AS) serta proyek perbaikan operasional dan keselamatan bendungan fase II (125 juta dollar AS).
Selain itu, AIIB juga mendanai proyek dana pengembangan infrastruktur regional (100 juta dollar AS) serta proyek nasional perbaikan wilayah kumuh (216,5 juta dollar AS).
Ostfield melanjutkan, AIIB akan berdialog dengan pemerintah dan perwakilan industri pada hari ini. Beberapa topik yang akan dibahas adalah metode mendapatkan dana dari swasta serta skema kerja sama pemerintah dan badan usaha.
AIIB juga tengah mengkaji prospek investasi pada proyek infrastruktur perkotaan dan wisata di Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Proyek itu akan membuat Mandalika sebagai destinasi wisata yang baru.