JAKARTA, KOMPAS--PT Angkasa Pura II (Persero) mengambil alih Bandara Radin Inten II, Lampung dan Bandara Fatmawati Soekarno, Bengkulu. Pengelolaan dua bandara itu menambah kekuatan Angkasa Pura II dalam mendukung sektor pariwisata.
Setelah pengambilalihan ini, Angkasa Pura II akan membenahi landasan dan terminal di kedua bandara itu sehingga bisa menampung lebih banyak pesawat. Saat ini lalu lintas penumpang di Bandara Radin Inten II sebanyak 2 juta penumpang per tahun, sedangkan di Bandara Fatmawati sebanyak 1 juta penumpang per tahun.
”Peningkatan kedua bandara ini sudah kami masukkan ke dalam belanja modal Angkasa Pura II tahun ini yang sebesar Rp 3,4 triliun. Setiap bandara kira-kira membutuhkan Rp 300 miliar sampai dengan Rp 500 miliar," jelas Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin di Jakarta, Senin (27/8/2018).
Nota kesepahaman serat terima bandara dilakukan pelaksana tugas Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Pramintohadi Sukarno dengan Awaluddin di Jakarta, Senin.
Menurut Awaluddin, pengambilalihan kedua bandara itu menambah alat produksi Angkasa Pura II. Akibatnya, pendapatan perusahaan berpotensi tumbuh.
Sebelumnya, Angkasa Pura II mengambil alih Bandara Banyuwangi, Jawa Timur. Selanjutnya, Angkasa Pura II membidik bandara di Palangkaraya, Sibolga, Belitung, dan Nias, untuk diambil alih.
Pramintohadi menambahkan, Kementerian Perhubungan bisa lebih fokus dalam membangun bandara-bandara di wilayah terdepan, terluar, dan terpencil. Dengan demikian, konektivitas yang lebih luas di wilayah di Indonesia akan terwujud. (ARN)