JAKARTA, KOMPAS — Melesatnya pembangunan infrastruktur selama beberapa tahun terakhir membuat Indonesia menjadi negara pengutang terbesar kedua di Asian Infrastructure Investment Bank. Pemerintah bersama AIIB terus menjajaki prospek kerja sama yang ada.
Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) menyebutkan telah berinvestasi dalam 28 proyek dengan nilai 5,34 miliar dollar AS atau setara Rp 77,964 triliun dengan kurs Rp 14.600 per 28 Agustus 2018. Besaran pinjaman Indonesia dari jumlah tersebut adalah 13 persen, satu peringkat di bawah India yang sebesar 25 persen.
Adapun Indonesia dinyatakan membutuhkan tambahan dana 368,9 miliar dollar AS atau setara Rp 5.385 triliun dengan kurs Rp 14.600 dalam mendukung program pembangunan pemerintah berjangka waktu lima tahun.
”Proyek yang diusulkan pemerintah kebanyakan berada di sektor transportasi, sanitasi, dan perkotaan,” kata Head of Communications and Development AIIB Laurel Ostfield di Jakarta, Selasa (28/8/2018).
AIIB adalah bank pembangunan multilateral yang memberikan pendanaan khusus pembangunan infrastruktur di wilayah Asia Pasifik. Bank itu bermarkas di China dan saat ini memiliki 87 negara sebagai anggota.
Selama tiga tahun terakhir, AIIB berkolaborasi dengan pemerintah dalam empat proyek, yakni modernisasi irigasi strategis dan proyek rehabilitasi mendesak (250 juta dollar AS) serta proyek perbaikan operasional dan keselamatan bendungan fase II (125 juta dollar AS).
Selain itu, AIIB juga mendanai proyek dana pengembangan infrastruktur regional (100 juta dollar AS) serta proyek nasional perbaikan wilayah kumuh (216,5 juta dollar AS).
Ostfield menambahkan, kolaborasi diperlukan karena kekurangan dana investasi akan menghambat pembangunan infrastruktur yang baru serta proses rehabilitasi dan operasional infrastruktur yang telah ada.
AIIB sedang mengkaji prospek investasi proyek infrastruktur perkotaan dan wisata di Mandalika, Nusa Tenggara Barat, sebagai destinasi wisata yang baru. Keputusan akan diberikan pada September 2018.
”Tantangan untuk berinvestasi di Indonesia adalah mencari proyek yang menguntungkan dan berkelanjutan,” ujarnya. Tantangan lainnya adalah mengajak sponsor lainnya untuk terlibat.