JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah mengupayakan sumber pembiayaan infrastruktur baru melalui peningkatan portofolio pinjaman Bank Investasi Infrastruktur Asia (AIIB). Pinjaman direalisasikan untuk mendorong target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024.
Menteri Perencanaan Pembangunan/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah akan menyiapkan daftar pembangunan infrastruktur baru yang akan dibiayai oleh AIIB. Sejauh ini, AIIB ikut mendanai empat proyek di Indonesia senilai total 691,5 juta dollar AS.
Pinjaman baru dari AIIB akan difokuskan pada pengembangan angkutan massal berbasis rel di kota-kota besar, energi terbarukan, dan infrastruktur lain dengan skema kerja sama antara pemerintah dan badan usaha (KPBU) atau Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA).
”Belum ada komitmen besaran pinjamannya. Saat ini masih membahas pipeline yang akan diajukan dan dibiayai oleh AIIB,” kata Bambang seusai menerima kunjungan Presiden AIIB Jin Liqun di Jakarta, Rabu (29/8/2018).
Sejauh ini porsi pinjaman Indonesia ke AIIB masih relatif kecil atau 13 persen dari total sekitar 5,34 miliar dollar AS. Pinjaman terbesar diberikan ke India senilai 1,33 miliar dollar AS atau 25 persen dari total pinjaman. Sejak berdiri pada 2016, AIIB telah memberi pinjaman pada 28 proyek strategis.
Adapun empat proyek Indonesia yang sudah dibiayai AIIB adalah modernisasi irigasi strategis dan proyek rehabilitasi (250 juta dollar AS), perbaikan operasional dan keselamatan bendungan fase II (125 juta dollar AS), pengembangan infrastruktur regional (100 juta dollar AS), dan proyek nasional perbaikan wilayah kumuh (216,5 juta dollar AS).
Bambang menambahkan, pemerintah akan fokus mencari pinjaman di tengah Surat Berharga Negara (SBN) yang mengalami tekanan akibat penguatan dollar AS. Pinjaman dari AIIB bersifat multilateral development bank sehingga bunga pinjaman lebih murah dari bank komersial.
CEO PINA Ekoputro Adijayanto mengatakan, pinjaman terakhir dari AIIB akan dialokasikan untuk pembangunan infrastruktur di Mandalika pada September 2018 senilai 260 juta dollar AS. Skema pembiayaan lewat swasta, bukan PINA.
Adapun skema PINA pada 2017-2018 membiayai 7 proyek dari BIJB Bandara Kertajati (Rp 932 miliar), Nusantara Infrastructure (Rp 1,81 triliun), PT Len Industri (Rp 174 miliar), PLN (Rp 700 miliar), PT PP Energi (Rp 2 triliun), Sarana Multi Infrastruktur (Rp 400 miliar), dan Waskita Toll Road (Rp 10 triliun).
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.