JAKARTA, KOMPAS — Pasar modal syariah turut memberikan kontribusi dalam memajukan industri keuangan syariah. Hingga akhir Juni 2018, total aset keuangan syariah Indonesia Rp 1.204,48 triliun. Sebagian besar didominasi oleh industri pasar modal syariah dengan persentase 55 persen, tetapi tidak termasuk kapitalisasi saham. Meski demikian, upaya literasi terhadap masyarakat tetap harus ditingkatkan agar semakin menumbuhkan keuangan syariah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per 29 Juni 2018, aset industri keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 1.204, 48 triliun. Kontributor paling besar dalam aset itu adalah pasar modal syariah sebesar 55 persen, di luar kapitalisasi saham.
Direktur Pasar Modal Syariah OJK Fadilah Kartikasasi mengatakan, market share industri keuangan syariah di Indonesia baru mencapai 8,47 persen dari total keseluruhan aset di industri jasa keuangan.
”Hal itu memunculkan optimisme bahwa ke depannya peningkatan untuk produk syariah masih berpeluang sangat besar,” kata Fadilah dalam diskusi Kontribusi Pasar Modal Syariah dalam Memajukan Keuangan Syariah oleh PT Manulife Aset Manajemen Indonesia di Jakarta, Jumat (31/8/2018).
Terjadi peningkatan signifikan jumlah dana kelolaan (asset under management/AuM) reksa dana syariah dari tahun 2015-2017. Jumlah AuM mencapai Rp 11 triliun pada 2015, naik menjadi Rp 14,9 triliun pada 2016 dan 28,3 triliun pada 2017. Hal tersebut karena adanya inovasi produk dan insentif, misalnya reksa dana syariah berbasis efek syariah luar negeri.
Agar pasar modal syariah semakin berkembang, menurut Fadilah, masyarakat perlu diedukasi tentang hal itu. ”Lewat teknologi finansial diharapkan memudahkan masyarakat dalam mengakses produk pasar modal syariah,” katanya.
Literasi rendah
Dengan mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam, Indonesia berpeluang menjadi pusat keuangan syariah di dunia. Mengutip data OJK, pada tahun 2016 tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah khususnya pasar modal syariah masih kecil, yaitu dibandingkan dengan tingkat literasi dan inklusi pasar modal secara keseluruhan yang mencapai 4,4 persen dan 1,25 persen.
”Tantangannya adalah sebagian masyarakat masih belum memiliki pemahaman tentang pasar modal syariah dan perbankan,” ujar Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Edy Setiadi.
MES ikut berperan dalam mendorong pertumbuhan pasar modal syariah melalui kegiatan sosialisasi, inklusi, dan akselerasi tentang pasar modal syariah kepada masyarakat di sejumlah daerah melalui beberapa program. Dari 2016-2017, MES turut berkontribusi dalam penambahan akun saham baru sebanyak 2.209 akun.
Dalam kesempatan itu, PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) meluncurkan produk reksa dana Manulife Dana Kas Syariah (MDKS). Hal itu merupakan bentuk komitmen MAMI melengkapi kebutuhan masyarakat Indonesia dan mendukung kontribusi keuangan syariah.
Dalam periode satu tahun MAMI mengalami pertumbuhan 474 persen dalam AuM reksa dana syariah. Pada akhir Juni 2017 sebanyak Rp 1,3 triliun dan meningkat Rp 7,7 triliun di akhir Juni 2018. ”Artinya, reksa dana syariah MAMI memberikan kontribusi sebesar 27 persen bagi AuM reksa dana MAMI yang sejumlah Rp 28,9 triliun pada akhir Juni 2018,” kata Presiden Direktur MAMI Legowo Kusumonegoro. (MELATI MEWANGI)
Editor:
Bagikan
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
Tlp.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.