Berburu Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka
Gambar Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka di kartu uang elektronik? Ah... lucu dan menggemaskan!
Tiga maskot Asian Games 2018 itu muncul dalam berbagai bentuk, antara lain berupa gantungan kunci, boneka, dan gambar di wadah minum. Nama mereka diambil dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Mereka mewakili fauna khas Indonesia, yakni cenderawasih Bhin-Bhin, rusa Bawean Atung, dan badan bercula satu dari Jawa, Kaka.
Asian Games yang berlangsung pada 18 Agustus-2 September itu tak hanya menjadi ajang pencinta olahraga menyaksikan olahragawan favorit bertanding. Lokasi kegiatan olahraga multicabang terbesar di Asia itu juga dipadati masyarakat yang ingin sekadar merasakan suasananya. Tak ketinggalan, masyarakat yang berburu cendera mata bertema Asian Games 2018 turut menyerbu Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, dan Jakabaring Sport City, Palembang.
Salah satu cendera mata yang diburu masyarakat adalah kartu uang elektronik bertema Asian Games 2018. Kartu-kartu itu diterbitkan tiga bank BUMN, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Selain bergambar Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka, ada juga kartu uang elektronik edisi khusus Asian Games.
Bank Mandiri, misalnya, menerbitkan kartu e-money bergambar keindahan alam Indonesia dan cabang olahraga, serta legenda olahraga Indonesia, yakni Christian Hadinata, Rudi Hartono, dan Yayuk Basuki.
Bank BRI mengeluarkan kartu Brizzi edisi terbatas Jagoan Bumi Langit. Satu seri yang terdiri atas delapan kartu itu bergambar jagoan Indonesia, yakni Gundala, Aquanus, Godam, Si Buta, Maza, Sri Asih, Tira, dan Virgo. Setiap jagoan memainkan cabang olahraga berbeda.
Adapun BNI menerbitkan kartu TapCash bergambar 10 cabang olahraga yang dipertandingkan di Asian Games.
Tak mau ketinggalan, PT KAI Commuter Jabodetabek juga meluncurkan kartu multitrip (KMT) edisi Asian Games. Berdasarkan data Bank Indonesia, per Juli 2018, 131,806 juta uang elektronik beredar di Indonesia.
Berburu
Gambar Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka yang lucu dan menggemaskan serta jumlah kartu yang terbatas menjadi daya tarik dan pesona yang memikat. Masyarakat pun berburu kartu-kartu itu, bahkan rela antre untuk mendapatkannya.
M Sukma Indrawan (24), karyawan swasta di BSD, Tangerang Selatan, Banten, menambah koleksi kartu uang elektroniknya dengan edisi Asian Games. Indrawan yang memiliki 20 kartu uang elektronik dari berbagai bank itu sudah berhasil mendapatkan Bhin-Bhin dari Bank BRI dan Kaka dari Bank Mandiri. Kini, ia sedang berburu Atung dari Bank BNI.
”Kartu ini langka karena momentumnya. Maskot Asian Games tak sekadar gambar, tetapi juga memori,” katanya.
Indrawan harus ”berjuang” untuk memiliki Kaka. Ia mesti mengantre setengah jam untuk masuk ke toko cendera mata di kawasan GBK, Jakarta, demi mengantongi Kaka.
”Perjuangan” untuk memiliki Bhin-Bhin, Kaka, dan Atung belum berakhir manis bagi Vika Anggraeni (23). Karyawan swasta di Jakarta Selatan itu terlambat menyadari bahwa uang elektronik itu bisa menjadi cerita bagi anak-cucunya kelak mengenai sejarah Asian Games di Indonesia. Meski sudah berburu kartu, Vika belum berhasil mendapatkannya.
Cara lain ditempuh Widuri, yang menggunakan jasa titipan atau jastip. Lewat temannya, Widuri menitip pesanan untuk membelikan dua Brizzi dan dua e-money di toko cendera mata di kawasan GBK.
”Saya ke GBK, tapi menonton pertandingan. Urusan belanja cendera mata Asian Games, termasuk membeli kartu uang elektronik bergambar maskot Asian Games, saya serahkan kepada jasa titipan saja, deh,” kata Widuri, menceritakan siasatnya.
Minat masyarakat yang tinggi untuk memiliki kartu uang elektronik disambut penerbit kartu dengan menambah produksi.
Sekretaris Perusahaan Bank BNI Kiryanto menyampaikan, BNI mendistribusikan 100.000 kartu bertema Asian Games. Kartu-kartu itu ada yang dijual di arena Asian Games dan ada yang dipasarkan di luar arena.
”Ada kartu yang harganya Rp 20.000, tetapi saldonya nol rupiah. Ada juga kartu yang harganya Rp 50.000 dengan saldo Rp 30.000,” kata Kiryanto.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas menyampaikan, Bank Mandiri sudah mendistribusikan 82.000 kartu e-money bertema Asian Games.
”Kami dalam proses mencetak 10.000 kartu lagi karena permintaan dan minat masyarakat yang tinggi,” ujar Rohan.
Direktur Bisnis Konsumer Bank BRI Handayani mengatakan, antusiasme masyarakat memiliki uang elektronik cukup tinggi. ”Hal itu terlihat dari pola pembelian konsumen yang cenderung memilih satu set koleksi,” katanya.
Vice President Corporate Communication Eva Chairunisa mengatakan, 15.000 KMT edisi khusus yang diluncurkan pada 17 Agustus habis terjual. Menurut rencana, KMT serupa akan diluncurkan pada Oktober, bertepatan dengan Asian Para Games.
Kartu uang elektronik edisi Asian Games itu bisa digunakan seperti uang elektronik pada umumnya, antara lain membayar tarif tol, bus transjakarta, parkir, dan transaksi nontunai lain. Khusus KMT, digunakan untuk internal kereta komuter. Hari Minggu (2/9/2018) ini Asian Games berakhir. Apakah sudah sempat memeluk Bhin-Bhin, Atung, dan Kaka? (JUD/IDR)