JAKARTA, KOMPAS - Amartha bersama Bank Indonesia memberikan pelatihan kepada ibu-ibu produsen pengolah makanan khas dari Kepulauan Seribu. Acara ini digelar untuk meningkatkan pengetahuan tentang akses keuangan melalui teknologi finansial (tekfin) pinjam meminjam antarpihak.
Ada sekitar 40 pelaku usaha usaha kecil, mikro dan menengahUMKM yang merupakan binaan Bank Indonesia, STP Sahid dan Gerakan Seribu sejak 2016. memberikan materi mengenai literasi keuangan di Ancol, Kamis (6/9) malam.
“Tekfin merupakan produk inovasi di bidang teknologi yang ditujukan untuk memperbaiki layanan keuangan konvensional. Jenis-jenis tekfin beragam dan semuanya membangun teknologi untuk dapat memberikan solusi yang lebih cepat, lebih aman dan lebih efisien daripada layanan keuangan konvensional melalui perbankan atau lembaga keuangan lainnya,” kata Relationship Manager Amartha, Arsyadamar Budimansyah di Ancol, Jakarta, Kamis (6/9) dalam siaran persnya.
Arsyadamar menjelaskan salah satu jenis tekfin yang dapat membangun ekonomi UMKM yakni adalah pinjam meminjam antarpihak. Tekfin dengan layanan ini memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memberikan pinjaman kepada pengusaha UMKM secara daring.
Dengan menghubungan pendana yang sebagian besar tinggal di perkotaan dengan pelaku usaha UMKM, Amartha menempatkan diri sebagai perantara untuk membantu pendana yang ingin berinvestasi untuk kebaikan dengan pelaku usaha perempuan di pelosok desa yang bertekad untuk meningkatkan taraf hidup keluarga mereka. Di Indonesia, bisnis tekfin mempunyai potensi yang sangat besar. Di antaranya karena Indonesia memiliki populasi yang sangat besar yakni lebih dari 250 juta penduduk. Selain itu, pasar kelas menengah sangat besar serta sebagian besar generasi milenial sangat familiar dengan teknologi. Masih banyak orang yang belum terlayani oleh akses perbankan. "Misalnya masih ada 68 juta pengusaha yang belum pernah tersentuh dengan bank. Jika dilihat sebagai potensi pembiayaan modal, nilainya lebih besar dari Rp 4.000 triliun," kata Arsyadamar lagi.