Tayangan Penutupan Asian Games 2018, Survei Nielsen Sebut Rating 14,5 Persen
Oleh
CAECILIA MEDIANA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hasil survei Nielsen di 11 kota besar Indonesia menunjukkan, rata-rata rating tayangan penutupan Asian Games 2018 adalah 14,5 persen. Angka rating ini dinilai tinggi.
Hellen Katherina, Executive Director Media Business Nielsen Indonesia, dalam keterangan pers, Jumat (7/9/2018), di Jakarta, menyebutkan porsi penonton tayangan penutupan Asian Games 2018 di 11 kota mencapai 55,7 persen.
Melihat profil pemirsa televisi, acara penutupan Asian Games 2018 yang berlangsung pada Sabtu 2 September 2018 malam didominasi oleh penonton berusia 15-17 tahun dengan rating sebesar 17 persen. Urutan berikutnya adalah penonton berusia 50 tahun ke atas dengan rating 16,3 persen, diikuti penonton berusia 20-39 tahun dan penonton berusia 40-49 tahun yang masing-masing mendapatkan perolehan rating 14,8 persen.
Hellen mengatakan, tingginya rating juga terekam pada saat tayangan pembukaan. Ini artinya penyelenggaraan Asian Games 2018 berdampak positif terhadap belanja iklan, terutama di media televisi. Dengan memakai program riset Nielsen Advertising Intelligence, dia mengungkapkan, sepanjang pelaksanaan Asian Games 2018, total belanja iklan mencapai lebih dari Rp 747 miliar.
"Kategori produk yang aktifitas beriklannya terbesar dari kategori perusahaan e-dagang, yakni berkisar Rp 150,2 miliar," tutur dia.
Di luar kategori itu, Hellen menyebutkan, produk Layanan dan Perangkat Komunikasi memiliki belanja iklan sebesar Rp 76,8 miliar. Kategori minuman berenergi memiliki belanja iklan Rp 50,7 miliar.
Untuk menghasilkan data rating dan belanja iklan, Nielsen menggunakan data riset di program Nielsen TAM dan Nielsen Ad Intel. Nielsen TAM mengukur kepemirsaan atas semua televisi nasional terhadap lebih dari 8.000 orang berusia 5 tahun k eatas di 11 kota besar di Indonesia. Hasil pengukuran tersebut tertuang dalam nilai rating, share dan indeks.
Adapun Nielsen Ad Intel mengukur aktivitas periklanan di 15 stasiun televisi nasional, 99 surat kabar, dan 120 majalah/tabloid. Angka belanja iklan didasarkan pada harga kotor.