JAKARTA, KOMPAS — Enam perusahaan industri manufaktur asal Korea Selatan menyatakan komitmen untuk segera berinvestasi di Indonesia. Komitmen ini merupakan hasil dari Forum Bisnis dan Investasi Indonesia-Korea 2018. Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi salah satu daya tarik investor.
Informasi dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin), yang diperoleh Kompas, Rabu (12/9/2018), menyebutkan, perusahaan industri manufaktur Korsel yang telah menyatakan komitmen berinvestasi ialah LS Cable & System, yang bermitra dengan PT Artha Metal Sinergi untuk pengembangan sektor industri kabel listrik senilai 50 juta dollar AS di Karawang, Jawa Barat.
Selain itu, Parkland juga menggelontorkan dananya sebesar 75 juta dollar AS guna membangun industri alas kaki di Pati, Jawa Tengah. Sae-A Trading juga menanamkan modalnya hingga 36 juta dollar AS untuk sektor tekstil dan garmen di Tegal, Jawa Tengah.
Berikutnya, Taekwang Industrial akan membangun industri alas kaki senilai 100 juta dollar AS di Subang dan Bandung, Jawa Barat. Adapun World Power Tech dengan mitra lokalnya, PT NW Industries, berinvestasi sebesar 85 juta dollar AS untuk pengembangan industri manufaktur turbin dan boiler di Bekasi, Jawa Barat.
Investor keenam adalah InterVest bekerja sama dengan Kejora Ventures menanamkan modal 100 juta dollar AS untuk jasa pembiayaan usaha rintisan (modal ventura) di DKI Jakarta.
”Jadi, total investasi mencapai 446 juta dollar AS,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangan tertulis.
Kemenperin mencatat, sepanjang semester I-2018, penanaman modal dalam negeri (PMDN) dari sektor industri berada di angka Rp 46,2 triliun. Sementara penanaman modal asing (PMA) dari sektor industri mampu menembus hingga 5,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 75,8 triliun.
Airlangga menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia dan keunggulan sektor industri nasional menjadi daya tarik untuk menggaet investor Korsel. Pada kuartal II-2018, pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,27 persen, naik 4,21 persen dibandingkan kuartal I-2018.
Kuartal kedua tahun ini menjadi pertumbuhan tertinggi pada periode yang sama sejak tahun 2014. Sementara kuartal kedua tahun lalu berada di angka 5,01 persen.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri Korsel (KCCI) Park Yong-man berharap, forum ini dapat memuluskan jalan bagi perusahaan-perusahaan Korsel untuk berinvestasi dalam proyek-proyek inovatif di Indonesia. Menurut dia, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri, salah satunya sudah ada arah yang jelas dalam pengembangan industri ke depan melalui peta jalan Making Indonesia 4.0.
”Jadi, ada rencana yang komprehensif bagi pengembangan industri berteknologi tinggi, mencakup teknologi digital, serta bio and hardware automation. Sebagaimana perusahaan Korea sangat tertarik dan memiliki pengalaman terbaik di bidang ini, kami berharap kedua belah pihak dapat meningkatkan kolaborasi di masa depan,” tuturnya, dikutip dari siaran pers. (*)