JAKARTA, KOMPAS--Isu perang dagang Amerika Serikat-China yang mereda membawa Indeks Harga Saham Gabungan pada Kamis (13/9/2018) bangkit dari pelemahan. Nilai tukar rupiah yang menguat kemarin juga menjadi sentimen positif bagi pasar modal Indonesia.
Pada penutupan perdagangan, Kamis, IHSG ditutup menguat 1,037 persen atau 60,123 poin ke level 5.858,274. Posisi terendah IHSG kemarin terjadi pada saat pembukaan perdagangan, yakni 5.834,765.
Meski demikian, sejak awal tahun, IHSG melemah 7,83 persen. Pelemahan ini lebih kecil dari indeks bursa saham di Filipina yang sebesar 12,16 persen dan Singapura yang sebesar 7,97 persen.
Dari 601 saham yang diperdagangkan kemarin, sebanyak 239 saham harganya naik, 213 saham harganya tetap, dan 149 saham harganya turun. Nilai kapitalisasi pasar saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp 6.586 triliun.
Sepanjang perdagangan kemarin, sebanyak 8,39 miliar lembar saham ditransaksikan. Di seluruh pasar, investor asing melakukan aksi jual bersih dengan nilai mencapai Rp 193,73 miliar.
Vice President Research Department Indosurya Bersinar Sekuritas, William Surya Wijaya, mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS memberi persepsi positif bagi investor pasar modal.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) kemarin, nilai tukar Rp 14.794 per dollar AS, menguat dari Rabu (12/9) yang sebesar Rp 14.863 per dollar AS.
“Rupiah mulai menunjukkan pergerakan positif setelah sempat menyentuh level terlemah pada awal September lalu. Ini seperti angin segar bagi investor,” ujarnya.
Pada 5 September, nilai tukar berdasarkan Jisdor sebesar Rp 14.927 per dollar AS.
Selain itu, tambah William, kabar mengenai rencana pemerintahan AS di bawah Donald Trump menggelar pertemuan bilateral dengan China untuk membicarakan tarif dagang baru, turut meredakan kekhawatiran pasar.
“Proses kenaikan IHSG masih akan terus teruji setelah momentum koreksi wajar pekan lalu dimanfaatkan investor jangka panjang melakukan akumulasi pembelian saham,” ujarnya.
Sementara itu, analis Senior CSA Research Institue, Reza Priyambada, menilai, IHSG kembali mencoba bangkit dengan dukungan aksi beli yang memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Kondisi bursa saham di kawasan Asia yang kembali menguat juga turut mendorong investor di dalam negeri untuk masuk ke pasar.
Menurut Reza, kenaikan bursa saham di kawasan Asia membawa dampak psikologis positif bagi investor di dalam negeri.
"Sentimen pergerakan bursa saham eksternal itu diharapkan dapat menjadi topangan bagi IHSG," katanya.
Dari Asia, mayoritas indeks saham bergerak menguat. Kondisi itu ditunjukkan oleh indeks Nikkei225 di Jepang yang naik 0,96 persen, indeks Kospi di Korsel naik 0,14 persen, dan indeks Hang Seng di Hong Kong naik 2,54 persen.
Di BEI, harga saham yang naik paling tinggi kemarin adalah saham PT Mahaka Media Tbk, yakni 34,4 persen. Adapun saham yang harganya melorot paling dalam adalah PT Victoria Investama Tbk, sebesar 23,1 persen.
Adapun sektor yang tumbuh paling tinggi kemarin adalah infrastruktur, utilitas, dan transportasi, yakni sebesar 2,05 persen. Meskipun, sejak awal tahun, sektor ini anjlok 14,44 persen. (DIM)