JAKARTA, KOMPAS — Pemulihan industri pariwisata di Lombok pascagempa terus dilakukan oleh pemerintah. Kementerian Pariwisata mempunyai tiga strategi pemulihan yang menyasar ke sumber daya manusia, destinasi, dan promosi.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya, Minggu (16/9/2018), dalam keterangan pers, di Jakarta.
Terkait sumber daya manusia, dia menjelaskan bahwa sasarannya adalah pelaku industri di Lombok (Nusa Tenggara Barat). Bentuknya bermacam-macam, mulai dari keterlibatan Otoritas Jasa Keuangan dalam memberikan relaksasi jasa keuangan hingga keringanan pembayaran utang di bank melalui koordinasi dengan kementerian/lembaga terkait.
Pemulihan destinasi menyangkut atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Arief mengklaim dirinya telah bersurat ke Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pembenahan tiga Gili di Nusa Tenggara Barat.
”Langkah pertama melakukan rehabilitasi terumbu karang yang rusak di perairan tiga Gili dan penataan kembali jalur pendakian ke Gunung Rinjani. Langkah berikutnya ialah menginventarisasi dampak gempa terhadap atraksi pariwisata. Ini memerlukan waktu lama tapi kami terus mendorong,” ujarnya.
Dari sisi aksesibilitas, dia pun mengklaim telah bersurat ke Kementerian Perhubungan untuk rehabilitasi kerusakan pelabuhan di destinasi yang terdampak. Misalnya, pelabuhan penyeberangan Teluk Nara, dermaga Gili Trawangan, dermaga Publik Senggigi, pelabuhan wisata Bangsal, dan dermaga Gili Air.
Adapun pemulihan amenitas berbentuk perbaikan prasarana lampu jalan sepanjang jalur strategis pariwisata wilayah Senggigi dan Lombok Utara.
”Kami pun tetap mempromosikan dan memasarkan Lombok ke calon turis Nusantara dan mancanegara,” kata Arief.