JAKARTA, KOMPAS — Indonesia dan Ceko tengah menjajaki peluang kerja sama ekonomi di sektor industri. Salah satu kerja sama yang dijajaki adalah peluang mengekspor sejumlah produk industri Indonesia.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Senin (17/9/2018), mengemukakan, sejumlah produk manufaktur Indonesia yang berpotensi menembus pasar Ceko antara lain tekstil dan pakaian, alas kaki, furnitur berbasis kayu, serta pulp dan kertas.
Menurut catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), pada 2017 total transaksi perdagangan RI-Ceko mencapai 265,68 juta dollar AS atau mengalami peningkatan sebesar 12 persen dibandingkan periode lima tahun sebelumnya. Sementara itu, selama tahun 2010-2015, total nilai investasi Ceko di Indonesia mencapai 34,35 juta dollar AS.
Adapun pada 2016-2017, investasi Ceko di sektor manufaktur mencapai 499.500 dollar AS untuk tiga proyek yang meliputi industri logam dasar, barang logam, mesin, dan elektronika.
”Potensi kolaborasi kedua negara ini akan dilakukan melalui upaya peningkatan investasi dan ekspor sehingga diharapkan dapat memperkuat struktur manufaktur dan memperbaiki neraca perdagangan Indonesia,” ucap Airlangga seusai bertemu dengan Ketua Senat Republik Ceko Milan Stech di Kementerian Perindustrian.
Sektor lainnya yang juga dijajaki untuk bisa dikerjasamakan kedua negara adalah industri farmasi. Menurut Airlangga, Indonesia termasuk negara yang memiliki program jaminan kesehatan terbesar. Selain itu, industri farmasi Indonesia juga tengah memulai pengembangan lebih lanjut.
Peluang investasi selanjutnya ada di teknologi minihidro, yang merupakan bagian dari penyediaan energi terbarukan di remote area dan merupakan peluang yang siap digarap di Indonesia. Untuk memberikan keyakinan kepada para pelaku industri Ceko, Airlangga memastikan pemerintah berkomitmen menciptakan iklim usaha yang kondusif.
Dalam kesempatan yang sama, Milan Stech mengatakan, beberapa peluang kerja sama industri tersebut sangat menarik dikembangkan bagi pihak Ceko. Stech mengatakan, Ceko memiliki anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mencapai 15.000 dari berbagai sektor usaha.
Stech pun menyebutkan, Ceko telah memiliki beberapa sektor manufaktur unggulan di kancah global, seperti industri otomotif, pesawat terbang, dan logistik.
Terkait kerja sama teknologi hidroenergi, Stech menanggapi hal itu merupakan peluang yang menarik.