JAKARTA, KOMPAS - Indeks harga saham gabungan berhasil mempertahankan penguatan sepanjang perdagangan akhir pekan lalu. Ketahanan IHSG kembali diuji oleh kelanjutan perselisihan dagang ntara Amerika Serikat dan China.
Pekan lalu IHSG ditutup menguat 73,01 poin atau 1,24 persen ke level 5.931,28. Analis Panin Sekuritas, Wiliam Hartanto, mengatakan pekan lalu IHSG kembali menguat dipengaruhi oleh meredanya sentimen perang dagang AS-China.
Sementara awal pekan ini IHSG akan diuji oleh faktor eksternal dan internal. “Perselisihan dagang antara Amerika Serikat dan China masih menjadi penentu arah IHSG,” ujar William di Jakarta, Minggu (16/9/2018).
Presiden AS Donald Trump kemungkinan akan mengumumkan tarif baru impor barang dari China senilai 200 miliar dollar AS Senin ini yang kemungkinan akan kembali menimbulkan kekhawatiran akan perang dagang.
Jika kembali memanas, lanjut William, maka IHSG berpotensi mengalami koreksi wajar. Namun, bila kabar seputar perang dagang positif, IHSG punya potensi untuk kembali mencapai level psikologis 6.000.
Dari faktor internal, investor pasar modal juga tengah mengantisipasi data neraca perdagangan Agustus 2018 yang akan dirilis pekan ini.
Analis Phintraco Sekuritas, Valdy Kurniawan, mengatakan posisi neraca perdagangan yang masih defisit di atas 600 juta dollar AS akan menekan nilai tukar rupiah dan berdampak pada bursa saham.
“Bursa bisa ikut tertekan karena kinerja emiten yang memiliki kewajiban utang berdenominasi dollar Amerika Serikat akan tertekan,” ujar Valdy.
Di sisi lain, pemerintah telah mencoba meredam kecemasan investor lewatberbagai kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas rupiah. Bahkan Bank Indonesia telah melakukan intervensi sampai Rp 3 triliun untuk menguatkan nilai rupiah.
Di luar data neraca perdagangan, lanjut Vady, pelaku pasar akan mencermati efek kenaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate terhadap kredit bermasalah (NPL) ketimbang pada pertumbuhan kredit.
“NPL lebih akan diperhatikan karena berdampak langusng pada kinerja emiten-emiten perbankan yang selama ini jadi penopang IHSG saat bergejolak,” ujarnya.