JAKARTA, KOMPAS — Penjualan polis asuransi secara daring bisa membuat harga polis menjadi lebih terjangkau. Selain itu, rasio antara premi dan uang pertanggungan menjadi lebih menguntungkan bagi nasabah.
Salah satu perusahaan asuransi jiwa yang memasarkan produknya secara daring adalah PT BNI Life Insurance. BNI Life, Senin (17/9/2018), mulai menjual produk BNI Life Prima+ secara daring bekerja sama dengan Futuready.com, broker asuransi ritel yang fokus di platform digital.
Direktur Utama BNI Life Shadiq Akasya mengatakan, penjualan polis asuransi secara daring membuat harga polis menjadi lebih terjangkau. Hal itu karena penjualan polis tidak memerlukan perantara agen, uang insentif, dan uang promosi.
Premi produk asuransi BNI Life Prima+ berkisar Rp 26.000 hingga Rp 150.000 per bulan tergantung kelas asuransi. Sementara uang pertanggungan yang bisa diperoleh nasabah mulai dari Rp 50 juta hingga Rp 250 juta.
Penjualan polis asuransi secara daring juga lebih praktis. Nasabah bisa membeli di mana saja dan kapan saja. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan e-polis pun relatif singkat, sekitar 3 menit.
Lebih dari itu, rasio antara premi dan uang pertanggungan menjadi lebih menguntungkan bagi nasabah, yaitu 1 berbanding 200. Artinya, uang pertanggungan yang akan diperoleh nasabah jauh lebih besar dibandingkan premi yang mesti dibayarkan tiap bulan.
”Kami bisa melakukan efisiensi melalui pemasaran digital sehingga harga polis asuransi menjadi lebih terjangkau,” ujar Shadiq di Jakarta.
Menurut Shadiq, tingkat kesadaran asuransi di Indonesia tergolong kecil. Di Jepang, satu orang bisa memiliki hingga enam polis asuransi atau 1 berbanding 6. Rasio di Malaysia 1 berbanding 2 dan Singapura 1 berbanding 4.
Oleh sebab itu, penjualan polis asuransi secara daring yang jauh lebih terjangkau dan mudah diharapkan bisa mendorong masyarakat Indonesia untuk mendaftarkan diri mengikuti asuransi.
Sementara itu, Presiden Direktur Futuready Insurance Broker Sendy mengatakan, potensi bisnis broker asuransi di Indonesia sesungguhnya sangat besar. Sendy menyebut, sudah ada 16 juta pemegang polis asuransi unit link di Indonesia. Jumlah sebesar itu, katanya, menunjukkan, masyarakat Indonesia sejatinya sudah siap membayar asuransi.
”Segmen inilah yang kami sasar untuk menambah lagi produk asuransinya dari unit link ke produk yang lain,” ujar Sendy.
Shadiq menambahkan, BNI Life menargetkan nasabah baru dari kalangan generasi milenial. Saat ini, komposisi pemegang polis BNI Life untuk generasi milenial masih rendah, yaitu tidak lebih dari 20 persen. Untuk tahap awal, Futuready menargetkan dapat menjual polis BNI Life Prima+ sebanyak 100 polis.
Adapun perolehan premi BNI Life hingga Agustus 2018 sebesar Rp 4,2 triliun atau tumbuh 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Meski bertumbuh, capaian tersebut masih lebih rendah daripada perolehan premi industri asuransi yang tumbuh 6 persen.
Hingga akhir 2018, BNI Life menargetkan perolehan premi bisa mencapai Rp 6,5 triliun.