JAKARTA, KOMPAS – PT Jasa Raharja bakal menggelontorkan dana santunan besar untuk korban kecelakaan tahun ini. Nilainya diperkirakan bisa mencapai Rp 2 triliun, lebih besar ketimbang dana santunan tahun 2017.
“Hingga Agustus tahun ini saja santunan yang kami keluarkan mencapai Rp 1,6 triliun. Secara proporsional, akhir tahun bisa mencapai Rp 2 triliun,” kata Direktur Operasional Jasa Raharja Amos Sampetoding, Jumat (21/9/2018).
Perkiraan nilai tersebut melebihi total nilai santunan tahun 2017 yaitu Rp 1,98 triliun. Padahal, nilai tersebut juga meningkat 40 persen jika dibandingkan tahun 2016 yang berkisar Rp 1,4 triliun.
Santunan ini mencakup biaya perawatan untuk korban kecelakaan maksimal Rp 20 juta. Sedangkan untuk korban meninggal dunia Rp 50 juta.
Jasa Raharja menanggung korban kecelakaan lalu lintas yang merupakan penumpang angkutan umum yang sah, pejalan kaki yang ditabrak kendaraan bermotor, atau tabrakan dua atau lebih kendaraan bermotor. Sementara korban kecelakaan tunggal, tidak dijamin Jasa Raharja.
Menurut data Direktorat Jenderal Hubungan Darat, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) jumlah kecelakaan lalu lintas di tahun 2016 ada 106.575 kasus. Dari kecelakaan itu, 25.859 orang meninggal dunia dan 22.939 orang luka berat.
Sementara pada 2017, terjadi penurunan menjadi 103.649 kasus kecelakaan lalu lintas. Dari kejadian itu, 24.213 orang meninggal dunia dan 16.159 mengalami luka berat.
Jenis kendaraan yang mengalami kecelakaan lalu lintas tahun 2017 didominasi oleh sepeda motor, yaitu 72 persen. Selain itu, mini bus menempati posisi kedua terbesar.
Dari jumlah kasus kecelakaan lalu lintas, 61 persen disebabkan faktor manusia yang mencakup kemampuan serta karakter pengemudi. Lalu 30 persen disebabkan faktor sarana dan lingkungan. Sisanya, 9 persen disebabkan faktor kendaraan.
Oleh karena penyebab kecelakaan didominasi oleh pengemudi dan sarana, Kemenhub pun berkomitmen menciptakan aksi keselamatan. Seperti yang disampaikan Direktur Pembinaan Keselamatan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Mohammad Risal Wasal pada diskusi "Indonesia: Road to Safety in Support ofSustainable Development Goals and UN Decade of Action 2011-2020".
Risal mengatakan akan memperbaiki dan melengkapi infrastruktur keamanan di jalan. Perencanaan baru yaitu pembuatan ruang peristirahatan bagi sopir bus.
"Kami berencana membuat ruang peristirahatan yang layak untuk sopir di setiap terminal karena selama ini hal ini kurang diperhatikan, padahal sopir membawa banyak nyawa saat berkendara," kata Risal. (SITI NURAZMI MAKHRUFAH)