JAKARTA, KOMPAS--Kinerja bank pelaksana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan atau FLPP dievaluasi berdasarkan penyaluran bulan September. Hal itu menjadi salah satu upaya untuk memenuhi target penyaluran hingga akhir tahun, yakni 70.000 unit.
Sampai dengan 14 September, menurut data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan (PPDPP), jumlah FLPP yang disalurkan PPDPP sebanyak 16.057 unit senilai Rp 1,83 triliun. Penyaluran sejumlah itu baru sekitar 23 persen dari target hingga akhir tahun.
Direktur Utama PPDPP Budi Hartono mengatakan, salah satu cara untuk mendorong penyaluran FLPP adalah dengan mengevaluasi kinerja bank pelaksana FLPP. Saat ini ada 43 bank pelaksana FLPP.
“Evaluasi akan dilaksanakan pada awal Oktober 2018, berdasarkan kinerja penyaluran bank pelaksana pada September 2018,” kata Budi, Senin (24/9/2018), di Jakarta.
Menurut Budi, dengan evaluasi tersebut, pemerintah akan menilai komitmen bank pelaksana FLPP. Pemerintah akan memetakan kendala bank pelaksana, antara lain mengenai kapasitas sumber daya manusia, infrastruktur, proses bisnis, hingga pengembangan bisnisnya. Jika jumlah FLPP yang disalurkan kurang dari 50 persen dari jumlah FLPP yang dialokasikan kepada bank pelaksana itu, maka bank tersebut akan dihentikan sebagai bank pelaksana.
Dimungkinkan juga pengalihan FLPP dari bank pelaksana yang tidak mencapai target ke bank pelaksana lain.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah, lanjut Budi, adalah mempertemukan suplai rumah subsidi dengan permintaan, yakni masyarakat berpenghasilan rendah. Hal itu dilakukan melalui sosialisasi kepada kementerian dan lembaga maupun menjadi perantara antara bank pelaksana dengan calon pembeli.
Budi optimistis target penyaluran 70.000 unit hingga akhir tahun ini akan tercapai.
Secara terpisah, Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Budi Satria optimistis mengenai kinerja penyaluran FLPP oleh Bank BTN. Bank BUMN tersebut mulai bergabung sebagai penyalur FLPP pada Agustus 2018. Selain FLPP, BTN juga menyalurkan KPR subsidi berskema subsidi selisih bunga dengan alokasi 225.000 unit rumah subsidi hingga akhir 2018.
“Alokasi FLPP kita sebesar 9.600 unit dan sebagian besar sudah terserap. Kita perkirakan akhir bulan ini sudah terserap habis,” kata Budi.
Menurut Budi, hingga saat ini, permintaan masyarakat untuk rumah subsidi tetap stabil dan tinggi. Sebab, konsumen rumah subsidi adalah para pembeli rumah pertama yang juga menjadi syarat calon debitur rumah KPR subsidi.
Generasi milenial
Sementara itu, dua anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk, yaitu PT Adhi Persada Properti dan PT Adhi Commuter Properti membentuk kerja sama operasi senilai Rp 1,2 triliun untuk membangun apartemen Green Avenue di kawasan LRT City Bekasi Timur. Pembangunan apartemen itu membidik pasar generasi milenial.
Hal itu dikemukakan Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti (ACP) Amrozi Hamidi, di sela-sela pameran Indonesia Properti Expo 2018 di JCC, Senin (24/9). Proyek Green Avenue dibangun pada lahan seluas 1,96 hektar di sisi stasiun LRT Jatimulya Bekasi. Apartemen dikembangkan dengan konsep hunian dan gedung komersial yang terintegrasi sistem transportasi massal kereta layang ringan Jabodebek. (NAD/LKT)