JAKARTA, KOMPAS--Penyerapan garam rakyat di musim panen terus meningkat, ditunjang kualitas garam yang membaik. Koperasi garam mulai bekerja sama dengan perbankan untuk menyerap garam rakyat.
Ketua Koperasi Produsen Garam Rejeki Agung Indramayu (Jawa Barat), Yogi Adi Raharjo, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa (25/9/2018), menyampaikan, harga garam rakyat saat panen raya terjaga seiring mutu produksi garam yang meningkat. Koperasi yang mengelola gudang garam nasional Indramayu itu menyimpan stok garam 70 ton.
Menurut Yogi, kualitas garam tahun ini meningkat. Pasokan garam kualitas satu (K1) sekitar 75 persen, kualitas dua (K2) 20 persen, dan kualitas tiga (K3) 5 persen. Sementara, tahun lalu, pasokan garam K1 berkisar 50 persen, garam K2 sekitar 30 persen dan K3 sebanyak 20 persen.
Kualitas produksi yang meningkat dan permintaan pasar yang tinggi juga mendorong koperasi garam bekerja sama dengan perbankan dalam penyerapan garam rakyat. Di Pati, Jawa Tengah, Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri, mulai masa panen tahun ini, mendapat pembiayaan dari Rabo Bank Foundation sebesar Rp 800 miliar untuk menyerap garam rakyat.
Sekretaris Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri Setyo Awan, mengemukakan, pinjaman itu diperoleh tanpa agunan.
“Kami dikasih pinjaman tanpa jaminan. Basisnya kepercayaan. Pola pemasaran kami, menyerap garam rakyat tanpa perantara tengkulak,” katanya.
Beli langsung
Setyo menambahkan, harga garam yang kerap dipermainkan tengkulak merupakan penyebab utama harga garam rakyat anjlok pada setiap masa panen. Oleh karena itu, koperasi tersebut menggunakan mekanisme membeli garam langsung dari petambak, sehingga memangkas peran tengkulak.
Harga beli garam di tingkat petambak saat ini berkisar Rp 1.300-Rp 1.400 per kilogram (kg). Sebagian garam rakyat telah berkualitas K1.
“Garam yang diserap koperasi rata-rata langsung terjual habis ke industri kecil menengah pengolahan garam. Permintaan pasar sangat tinggi,” ujar Awan.
Hingga pertengahan September 2018, pihaknya telah menjual sekitar 900 ton garam ke industri kecil menengah (IKM). Koperasi Produsen Mutiara Laut Mandiri bermitra dengan 86 IKM untuk penjualan garam rakyat.
Ketua Himpunan Masyarakat Petani Garam (HMPG) Jawa Timur, Muhammad Hasan, mengemukakan, saat ini harga garam di tingkat petambak relatif stabil, dengan harga tertinggi Rp 1.600 per kg. Produksi garam di Jawa Timur berkisar 850.000 ton.
“Penyerapan (garam rakyat) sejauh ini lancar,” katanya.
Sementara itu, PT Garam (Persero) optimistis produksi garam tahun ini mencapai target. Direktur Utama PT Garam Budi Sasongko mengemukakan, produksi garam hingga 25 September 2018 sekitar 215.000 ton atau 61,42 persen dari target, yang sebanyak 350.000 ton.
“Komposisi garam untuk industri mencapai 40 persen,” katanya. (LKT)