”Buka Dana”, Solusi Mudah dan Aman Transaksi Elektronik
Oleh
ADHI KUSUMAPUTRA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia masih terhambat persoalan sistem penunjang transaksi barang dan jasa. Selama ini, aktivitas jual-beli masih berpedoman pada transaksi tunai yang terbatas kapasitasnya. Di sisi lain, akses masyarakat pada kemajuan teknologi terus bertumbuh pesat merambah bermacam segi kehidupan, termasuk ekonomi.
Hadirnya platform transaksi elektronik DANA menyambut perubahan aktivitas ekonomi yang berkembang di ranah elektronik. Chief Communication Officer DANA Chrisma Albandjar di Jakarta, Kamis (27/9/2018), mengatakan, layanan pembayaran elektronik penting demi mendukung meningkatnya aktivitas jual-beli secara daring di Indonesia. Pasalnya, selain masih berpatokan pada transaksi tunai, masyarakat belum difasilitasi untuk melakukan pembayaran dengan efisien dan mudah.
Sementara itu, geliat perdagangan secara daring semakin bertumbuh bak cendawan di musim hujan. Bermacam platform belanja daring hadir seiring pemanfaatan teknologi komunikasi menggunakan internet. Bukalapak sebagai salah satu platform belanja e-dagang di Indonesia jeli melihat peluang itu. Berkolaborasi dengan DANA, platform belanja daring Bukalapak memperkenalkan Buka Dana. Bertempat di kantor Bukalapak di Jalan Kemang Timur, Jakarta Selatan, Buka Dana diluncurkan pada Kamis (27/9/2018).
Co-Founder dan President Bukalapak Fajrin Rasyid mengatakan, berdasarkan hasil riset mutakhir, aktivitas transaksi jual-beli daring masih sangat kecil. ”Dari 260 juta penduduk, baru sekitar 10 persen atau 25 jutaan orang yang belanja melalui platform e-commerce. Sisanya 90 persen belum pernah pakai platform e-commerce,” kata Fajrin.
Ada dua penyebab mengenai hal ini. Fajrin menyebutkan, umumnya masyarakat Indonesia memiliki pola kebiasaan lama berbelanja sebagai sebuah pengalaman berkegiatan. Ada pengalaman lain yang disertakan dalam berbelanja, misal sambil bepergian atau mengisi waktu luang dan mencari hiburan. ”Jadi tidak fokus berbelanja sebagai satu-satunya tujuan,” kata Fajrin. Ini membuat masyarakat tidak cukup familiar dengan pola baru berbelanja melalui layanan e-dagang, seperti diwadahi Bukalapak.
Kedua, selaras dengan hal itu, Fajrin mengatakan, tingkat prediksi pasar belanja daring (online market) di Indonesia masih kecil pula. ”Dibandingkan keseluruhan transaksi retail di Indonesia, online market hanya 2,3 persen. Ini kecil sekali, jauh dibandingkan dengan China yang prediksi pasar daringnya mencapai 20 persen, dan Amerika Serikat sekitar 17 persen,” urai Fajrin mencuplik data riset tersebut.
Fajrin memandang pola tradisional masyarakat Indonesia dalam transaksi secara tunai merupakan turunan dari generasi terdahulu. Ia tak menampik hal itu karena orangtuanya pun mengalami hal serupa. ”Sebagian masyarakat masih khawatir soal pembayaran dalam belanja daring. Tidak aman, dan atau takut tertipu,” ungkapnya.
Lewat pembicaraan aktif bersama tim DANA selaku platform layanan pembayaran elektronik, Bukalapak pun bersiasat. Demi memberikan keyakinan pada transaksi nontunai yang aman dan efisien, dihasilkanlah layanan Buka Dana. Dengan kehadiran Buka Dana yang tersedia dalam layanan aplikasi di Bukalapak, kata Fajrin, pembayaran dalam setiap transaksi dapat dilakukan dengan lebih mudah, cepat, nyaman, dan aman.
Chrisma pun menjelaskan hal itu sebagai sebuah inovasi pendukung transaksi perdagangan secara elektronik. Dia menjelaskan, beroperasi sejak Maret 2018, DANA merupakan platform pembayaran elektronik pertama di Indonesia. Sebelumnya, DANA telah menjalin kerja sama transaksi elektronik dengan layanan transaksi pembelian tiket menonton bioskop, Mtix. Kolaborasi dengan Bukalapak, menurut Chrisma, merupakan sarana untuk meningkatkan peluang perputaran uang dalam transaksi jual-beli secara elektronik (e-dagang).
”Sebagai open platform yang dapat terhubung dengan aplikasi layanan belanja apa pun, DANA mempermudah pembayaran. Transaksi antara pelapak dan konsumen bisa mudah karena pembayaran dapat langsung pakai dompet digital DANA ini,” kata Chrisma. Lebih lanjut, Chrisma mengilustrasikan DANA seperti sebuah dompet yang menyimpan uang beserta kartu-kartu kredit dan debet lainnya.
”DANA ini berbentuk dompet digital yang merangkum semua pilihan cara membayar. Konsumen dapat membayar dengan ambil saldo dari akun DANA-nya, atau pakai layanan kartu-kartu debet miliknya yang terhubung di sini,” kata dia sambil menunjukkan layar ponsel yang memajang layanan Buka Dana.
Dia menekankan, kehadiran Buka Dana di Bukalapak akan mendorong pengguna atau konsumen dan pelapak di Bukalapak dalam mengoptimalkan potensi mereka. Selain itu, proses transaksi dan penghitungan pemasukan atau pengeluaran juga akan tercatat secara praktis dan sistematis. Ke depan, kata Chrisma, DANA akan meluncurkan aplikasi DANA yang saat ini masih terus dikembangkan prototipenya. (ROBERTUS RONY SETIAWAN)