JAKARTA, KOMPAS--Persiapan pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia pada 8-14 Oktober 2018 terus berlanjut. Sejauh ini, peserta yang mengkonfirmasi hadir di acara yang akan berlangsung di Bali itu sudah melampaui target.
“Secara umum persiapan pertemuan IMF-WB 2018 sangat baik dan sesuai target panitia nasional. Persiapan tidak terpengaruh bencana alam yang terjadi,” kata Ketua Pengurus Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Susiwijono kepada Kompas, Minggu (30/9/2018).
Menurut dia, persiapan pertemuan tahunan IMF-WB sudah mencapai 90 persen. Sejumlah persiapan baru akan dieksekusi mendekati pelaksanaan pertemuan tahunan, seperti pembangunan panggung, penyelesaian perubahan kamar hotel menjadi kantor, finalisasi transportasi, dan penempelan stiker.
Sampai dengan 29 September, tambah Susiwijono, jumlah delegasi dan peserta yang sudah registrasi dan mengonfirmasi kehadiran sebanyak 21.300 orang. Jumlah itu akan terus meningkat karena registrasi masih berlangsung hingga 1 Oktober 2018.
Keseluruhan jumlah peserta dan delegasi yang hadir diperkirakan 30.000 orang, baik yang melakukan registrasi melalui sekretariat tim pertemuan maupun panitia nasional.
Menurut dia, panitia penyelenggara sudah menggelar simulasi latihan pengamanan dan evakuasi berkali-kali demi menjamin keamanan peserta dan delegasi. Simulasi terakhir digelar pada dua minggu lalu , dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.
Selain keamanan dan evakuasi, panitia nasional dan tim sekretariat juga sudah berkantor penuh di Bali sejak 9 September 2018 secara bertahap.
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 akan berdampak langsung terhadap perekonomian di Bali senilai Rp 5,9 triliun. Dampak itu antara lain dari biaya pembangunan infrastruktur 2017-2018 senilai Rp 3 triliun serta pengeluaran pengunjung mancanegara dan domestik Rp 1,1 triliun.
Tidak berubah
Di tengah proses pemulihan kondisi pascagempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, terjadi bencana gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sejauh ini, tidak ada perubahan dalam kesiapan Indonesia sebagai tuan rumah Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018.
Kepala Unit Khusus Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia dari Bank Indonesia, Peter Jacobs, menyatakan, tidak ada perubahan detail rencana yang sudah disusun. Menurut dia, IMF dan Bank Dunia mempercayai kemampuan panitia nasional dalam proses mitigasi dan penanganan bencana alam.
“Persiapan sudah mendekati 100 persen, hanya tinggal beberapa implementasi,” ujarnya saat dihubungi, Minggu.
Panitia nasional, lanjut Peter, telah siap menghadapi berbagai kemungkinan, termasuk bencana alam, serta menyampaikan setiap perkembangan persiapan acara itu kepada peserta.
Sementara itu, Sekretaris Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018, Adi Budiarso, mengatakan, melalui panitia penyelenggara nasional, pemerintah telah menyiapkan strategi mitigasi bencana. Persiapan ini menjelang pelaksanaan pertemuan tahunan di kawasan Nusa Dua, Bali.
“Untuk memastikan kegiatan berjalan lancar, pemerintah telah beberapa kali melalukan cek struktur bangunan di sana. Cek struktur bangunan telah dilakukan dua kali baik atas inisiatif panitia, maupun permintaan IMF dan Bank Dunia,” ujarnya.
Inisiatif ini muncul seusai terjadi gempa bermagnitudo 5,4 yang mengguncang Bali, pada Agustus lalu.
Adi melanjutkan, 11 hotel yang menjadi tempat tinggal peserta pertemuan sudah memenuhi tipe atap untuk berlindung dari air laut akibat tsunami.
Pemerintah daerah bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana juga telah menyiagakan berbagai sarana penanda bencana alam. Adapun perihal mitigasi erupsi Gunung Agung. pemerintah akan terus memantau aktivitas vulkaniknya.
“Dari hasil studi yang dilakukan, abu hasil erupsi diprediksi tak akan jatuh di wilayah pertemuan,” ujarnya. (KRN/DIM)