JAKARTA, KOMPAS — Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia di Nusa Dua, Bali, pada 12-14 Oktober harus menjadi panggung bagi Indonesia. Panggung itu tidak hanya untuk menampilkan diri sebagai negara yang terus tumbuh, tetapi juga untuk menggali manajemen risiko bencana.
Untuk memastikan kesiapan acara itu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (2/10/2018), yang dihadiri sejumlah menteri Kabinet Kerja dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
”Saya ingin agar pertemuan ini bisa kita manfaatkan sebesar-besarnya untuk menempatkan Indonesia dalam sorotan dunia, baik dalam menampilkan ekonomi kita, produk-produk unggulan Indonesia di pasar global, maupun mempromosikan investasi di dunia internasional. Serta tentu saja, destinasi wisata menarik yang kita miliki,” kata Presiden.
Dalam jangka pendek, Presiden berharap kehadiran sekitar 18.000 peserta pertemuan akan memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Dalam keterangan pers seusai rapat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali digelar dalam konteks ketika Indonesia tengah dilanda bencana alam. Oleh karena itu, salah satu topik yang akan dibahas adalah tentang manajemen risiko bencana, yang mencakup berbagai aspek. Pengenalan instrumen asuransi juga menjadi salah satu topik yang akan dibahas.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, pihaknya akan mengusulkan dana bencana diangkat dalam pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia. Saat ini, bukan hanya Indonesia yang terkena musibah bencana dan gempa, melainkan juga banyak negara di dunia.
Sementara itu, Ketua Pengurus Panitia Harian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 Susiwijono menyampaikan, terkait gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat, serta gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah, panitia penyelenggara diminta menyiapkan skenario keamanan, evakuasi, dan mitigasi bencana. Tujuannya, menjamin keselamatan peserta dan delegasi selama Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia berlangsung.
”Kami (panitia) meyakinkan bahwa potensi bencana gempa bisa terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Intinya, kesiapan keamanan dan evakuasi,” ujarnya. (LAS/LKT/KRN/DIM)