COLOGNE, KOMPAS — Pameran sepeda motor dan skuter Intermot di Cologne, Jerman, 3-7 Oktober, menjadi ajang untuk membaca peluang pasar bagi Astra Honda Motor. Pameran yang diikuti produsen sepeda motor terkemuka dunia ini memberi gambaran besar peta pasar global yang bisa diterapkan di Indonesia.
Direktur Pemasaran Astra Honda Motor (AHM) Thomas Wijaya dalam sesi Press Day Intermot di Cologne, Selasa (2/10/2018), menjelaskan, strategi pasar di Eropa dan Jerman layak dicermati. Salah satunya, penjualan motor-motor besar dengan kapasitas mesin di atas 250cc dan motor-motor klasik, seperti Super Cup dan Monkey.
”Untuk motor besar, kami memiliki andalan Honda Rebel dengan kontribusi 50 persen hingga 60 persen dari total penjualan motor besar sebanyak 500 unit hingga 600 unit per tahun. Kami di Intermot ingin melihat bagaimana tren baru penjualan motor besar, juga tren sepeda motor lama yang hadir kembali seperti Super Cup dan Monkey,” ujar Thomas.
Terkait penjualan Super Cup 125 edisi 2018, Thomas menjelaskan, respons publik lumayan bagus. Saat ini ada sekitar 400 orang tertarik. Mereka rata-rata dari kalangan berusia di atas 35 tahun dan anak-anak muda yang menggemari motor klasik.
”Untuk Honda Monkey yang populer di Eropa sebagai sebuah warisan di sini, kami juga mempelajari apakah bisa segera dipasarkan di Indonesia,” ujarnya.
Vito Cicchetti, General Manager Motorcycle Honda Motor Eropa, menjelaskan, respons pasar di Eropa terhadap sepeda motor klasik seperti Monkey cukup besar. Rata-rata penggemarnya adalah orang-orang berusia di atas 50 tahun.
”Sekarang kami sedang berusaha mendekati kalangan muda karena kami tidak memiliki pasar muda. Anak-anak sekarang sibuk dengan ponsel. Kami ingin membuat mereka kembali tertarik ke budaya sepeda motor dengan membuat citra Honda Monkey yang ceria dan menyenangkan,” ujar Vito.
Rudolf Harrer, Wakil Presiden Honda Jerman, menambahkan, pasar utama di Jerman adalah sepeda motor petualangan.