JAKARTA, KOMPAS — PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menargetkan bisa melayani 50 persen transaksi yang totalnya diperkirakan mencapai Rp 886 miliar pada perhelatan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali.
Transaksi-transaksi tersebut berasal dari aktivitas jasa transportasi, layanan perhotelan, dan restoran selama acara berlangsung 8-14 Oktober 2018.
General Manager Divisi Internasional PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Henry Panjaitan, di sela-sela konferensi pers, Kamis (4/10/2018), di Jakarta, mengatakan hal tersebut.
Dia menjelaskan, BNI ingin menjadi bank lokal yang andal di kancah internasional. BNI juga menjadikan Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 sebagai sarana untuk meningkatkan koneksi dengan pelaku industri jasa keuangan dunia.
”Acara ini berskala global. Jadi, kami lebih mudah mendekati pelaku industri perbankan global di satu lokasi, di Indonesia pula. Apabila pendekatan dilakukan satu per satu ke negara sasaran, kami rasa bakal membutuhkan ongkos besar serta memakan waktu lama,” ujar Henry.
Dalam pertemuan tahunan itu, lanjutnya, BNI membawa sekitar 29 pelaku UMKM binaan. Para pelaku UMKM tersebut diminta unjuk gigi menawarkan produk mereka di Paviliun Indonesia. Semuanya dikumpulkan bersama sejumlah pelaku UMKM binaan 43 badan usaha milik negara lainnya.
Selain di Paviliun Indonesia, BNI juga mengikutsertakan UMKM binaan lainnya agar tampil di Taman Jepun, semacam area kumpul peserta acara.
”Kami berharap, produk buatan UMKM lokal ini juga dilirik peserta yang datang dari luar negeri. Semoga transaksi bisa tercipta,” katanya.
Direktur Bisnis Ritel BNI Tambok P Setyawati menyebutkan, pihaknya menyediakan kartu debit virtual khusus 189 delegasi Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018. Desain kartu bergambar Pulau Bali berwarna merah dan latar belakang berwarna putih sehingga menunjukkan kekhasan Indonesia.
Di sisi kiri atas terpasang logo IMF-World Bank Annual Meeting 2018, sedangkan di sisi kanan logo BNI. Kartu diisi dana uang saku yang didistribusikan langsung oleh IMF-Bank Dunia.
Dia menyebutkan, pihaknya telah memastikan kesiapan teknis 528 mesin anjungan tunai mandiri (ATM), 7.000-an mesin pembaca kartu debit/kredit/uang elektronik, gerai penukaran uang, hingga kantor cabang. Khusus kantor cabang, BNI memperpanjang jadwal operasional hingga pukul 22.00. BNI juga turut menurunkan petugas teknologi informasi untuk menjaga kelancaran transaksi selama acara berlangsung.
”Biaya belanja yang kami keluarkan untuk mendukung acara itu sangat kecil. Barangkali 1 persen dari potensi total keuntungan yang kami bidik,” kata Tambok ketika ditanya nilai pengeluaran perusahaan.