JAKARTA, KOMPAS — Kualitas produk atau layanan dinilai penting untuk mendapat dan mempertahankan pelanggan. Kejelian menentukan segmentasi konsumen dibutuhkan pelaku usaha untuk mendukung penggarapan pasar.
Demikian antara lain mengemuka pada acara Gathering Membership Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) dan Sharing Strategi Mengelola Customer ala Astra Life di Jakarta, Kamis (4/10/2018).
”Penentuan segmen sasaran penjualan itu penting, misalnya ke komunitas atau individual. Sebab, biasanya kalau ingin menjual ke semua orang, sama saja tidak jual ke mana-mana,” kata Ketua Pengurus Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) Henry C Widjaja.
Selain kejelian pembagian segmen, kata Henry, hal penting lain adalah penyediaan produk berkualitas di segmen yang dibidik tersebut.
Berdasarkan data YDBA, per Desember 2017 YDBA membina 10.374 UKM di sejumlah wilayah di Indonesia. Selama 38 tahun, YDBA memiliki metodologi yang antara lain meliputi pelatihan, pendampingan, dan mempertemukan UKM dengan pemangku kepentingan.
Beberapa tahapan ditempuh untuk membina UKM secara komunitas, mulai dari pencarian sektor unggulan, pencarian bapak angkat, pengembangan UKM percontohan, penambahan anggota, hingga yang lain. Ujung dari pembinaan tersebut adalah kemandirian UKM.
Direktur PT Astra Aviva Life Stephanie Kesuma pada sesi berbagi mengatakan, pengembangan usaha harus memperhatikan semua elemen. ”Jadi, tidak hanya produk bagus, tetapi juga standar yang terukur, layanan prima, dan lainnya,” katanya.
Terkait segmentasi, Stephanie mengatakan, asuransi jiwa bisa dalam bentuk individual ataupun kelompok, semisal perusahaan. Ada asuransi kesehatan dan ada pula asuransi jiwa dengan bermacam produk.
Pelaku UKM di berbagai sektor pun bisa mencari benang merah atau relevansi dari yang dipraktikkan di industri asuransi. Produk berharga murah biasanya disertai layanan standar. ”Tapi untuk produk mahal seharusnya juga dikasih layanan yang lebih,” katanya.
Cara berkomunikasi bisa dilakukan melalui berbagai saluran, termasuk tatap muka secara langsung, website, email, Whatsapp, Facebook, Twitter, Instagram, dan sebagainya. ”Untuk perusahaan besar tentu kami punya call center 24 jam x 7 hari, 365 hari dalam setahun. Libur pun kami buka untuk memberi layanan bagi yang ingin menghubungi kami,” kata Stephanie.
Stephanie mengatakan, pelaku usaha yang bisnisnya semakin maju dan berkembang perlu memastikan pelanggan yang jumlahnya kian besar selalu dapat menghubungi mereka. (CAS)