JAKARTA, KOMPAS — PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berhasil mengalirkan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air atau PLTA Poso ke Kota Palu, Sulawesi Tengah, sebanyak 26 megawatt. Sebelumnya, pasokan listrik ke Palu dipenuhi dari pembangkit listrik tenaga diesel dengan kapasitas hanya 3,9 megawatt. Namun, belum pulihnya jaringan distribusi listrik menyebabkan tak seluruh rumah penduduk teraliri listrik.
Menurut Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka, sejumlah fasilitas strategis sudah teraliri listrik secara penuh. Fasilitas tersebut meliputi enam rumah sakit, kantor pemerintahan daerah, markas kepolisian dan TNI, sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU), dan beberapa posko pengungsian. Infrastruktur telekomunikasi, seperti base transceiver station (BTS), juga mulai mendapat pasokan listrik.
"Untuk pemulihan aktivitas ekonomi masyarakat di Palu, sebagian pusat pertokoan, perbankan, dan sejumlah sekolah sudah teraliri listrik," ujar Made, Kamis (4/10/2018), di Jakarta.
Sejauh ini, PLN telah mendatangkan 36 mesin genset yang tersebar di sejumlah titik untuk memperkuat pasokan listrik. Selain itu, ratusan teknisi diterjunkan untuk memperbaiki gardu induk, pembangkit listrik, dan jaringan transmisi yang rusak akibat gempa dan tsunami.
Sementara itu, PT Pertamina (Persero) terus menambah pasokan bahan bakar minyak di Sulteng. Hingga Kamis pagi, kapal tanker MT Lamiwuri yang dikirim dari Balikpapan, Kalimantan Timur, telah tiba di Donggala. Kapal yang membawa muatan 3 juta liter avtur dan solar ini adalah yang kedua.
Sampai Jumat (5/10/2018), Pertamina akan mendatangkan kapal tanker yang ketiga dan keempat. Seluruh muatan keempat kapal tanker tersebut sebanyak 11 juta liter yang terdiri dari premium, pertamax, solar, dan avtur. Pertamina juga mengirimkan 100 SPBU portable, truk pengangkut BBM beserta awak mobil tangki, yang diberangkatkan dari Jakarta dan wilayah operasi di Sulawesi.
"Layanan SPBU berangsur-angsur pulih. Saat ini sudah ada 13 SPBU yang beroperasi normal di Palu dan sekitarnya. Hanya saja, pengoperasiannya masih manual atau menggunakan engkol," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Adiatma Sardjito.