JAKARTA, KOMPAS — Kemudahan bertransaksi melalui dukungan teknologi dapat mendukung pengembangan usaha kecil menengah. Oleh karena itu, Telkomsel bekerja sama dengan PT Distribusi Voucher Nusantara menyediakan aplikasi T-Kiosk.
”Aplikasi ini merupakan produk dalam negeri yang dikembangkan developer-developer lokal dari Indonesia sehingga harganya sangat murah. Makanya, harganya cuma Rp 100.000 per bulan. Itu sudah termasuk mesin electronic data capture (EDC) dan ini sangat mobile,” kata Direktur Sales Telkomsel Sukardi Silalahi melalui sambungan video jarak jauh dari Bali dalam acara Penandatanganan Nota Kesepahamanan Pengembangan Solusi Digitalisme antara Telkomsel dan PT Distribusi Voucher Nusantara (Diva), Senin (8/10/2018), di Jakarta.
Kerja sama antara keduanya berupa sebuah solusi kasir digital yang disebut T-Kiosk. T-Kiosk merupakan layanan aplikasi penangkap data elektronik (EDC) berbasis Android. Sebagaimana mesin EDC, layanan itu dapat berfungsi sebagai terminal pembayaran. Fungsi lainnya, layanan itu bisa dimanfaatkan untuk mendistribusikan produk digital serta mencatat laporan penjualan ataupun laporan keuangan.
Menurut Sukardi, melalui pemanfaatan layanan itu, manajemen sebuah usaha dapat lebih tertata sehingga diharapkan akan menjadi lebih baik. Sementara harga layanan ini dinilai murah, yakni Rp 100.000 per bulan, termasuk mesin EDC. Pengguna aplikasi T-Kiosk akan mendapat, antara lain, paket internet 2 gigabite (GB) untuk koneksi Diva Smart Outlet ke peladen aplikasi beserta penggunaannya. Pilihan lainnya adalah dengan melakukan registrasi untuk mengakses ke Diva instant messaging for business.
Sementara untuk bertransaksi dapat menggunakan pembayaran digital dari Telkomsel, yakni Tcash, pembayaran nontunai baik kartu debit, kartu kredit, maupun QR payment yang akan disertai dengan setruk sebagai bukti pembayaran. Sukardi berharap layanan ini bisa mendorong UKM untuk semakin profesional.
Sementara itu, Komisaris Utama Diva sekaligus Direktur Utama PT M Cash Integrasi Tbk Martin Suharlie mengatakan, untuk tahap awal, pihaknya menargetkan 25.000-30.000 UKM bergabung dalam layanan ini. Namun, Martin optimistis jumlah itu terlampaui sampai akhir tahun ini. ”Kami sudah mulai sebar dan pasang alatnya. Nanti Telkomsel akan update perkembangan setiap bulannya,” kata Martin.
Menurut Martin, layanan itu sejalan dengan program pemerintah yang menargetkan digitalisasi 8 juta UKM sampai pada 2020. Menurut dia, rata-rata biaya investasi pengembangan aplikasi beserta mesin EDC untuk setiap UKM ada di bawah Rp 5 juta. Hal itu bisa dilakukan karena semua merupakan produk dalam negeri.