JAKARTA, KOMPAS -- Meskipun khawatir dengan biaya pengobatan penyakit kritis di masa mendatang, masyarakat Indonesia dinilai belum menyediakan dana proteksi yang cukup. Oleh karena itu, produk asuransi kesehatan yang mampu menanggung biaya pengobatan tersebut diluncurkan.
Menurut AIA Healthy Living Index Survey 2018, sebanyak 87 persen masyarakat Indonesia mencemaskan biaya pengobatan penyakit kritis. Akan tetapi, berdasarkan data yang dihimpunnya, Senior Executive Vice President Wealth Management PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Christine Setyabudhi mengatakan, selisih antara cadangan dana proteksi ideal dengan yang tersedia se-Asia pada 2020 sekitar 60 triliun dollar Amerika Serikat (AS).
Sebanyak 1,1 triliun dollar AS di antaranya berasal dari Indonesia. "Hal ini menandakan masyarakat Indonesia belum memiliki dana proteksi yang cukup," ujarnya dalam bincang-bincang di Jakarta, Kamis (11/10/2018).
Sebagai salah satu solusinya, BCA menggandeng PT AIA Financial (AIA) untuk meluncurkan produk Proteksi Penyakit Kritis Maksima atau Prima. Prima merupakan produk asuransi tradisional yang memberikan proteksi seumur hidup terhadap sekitar 60 jenis penyakit kritis, misalnya kanker dan serangan jantung. Jangka waktu pembayaran premi antara 10 atau 20 tahun.
Nilai proteksi yang diberikan melalui produk Prima berkisar Rp 100 juta - Rp 8 miliar. Dengan adanya Prima, BCA telah memiliki 11 produk asuransi.
Dalam perjalanannya, AIA bertanggung jawab dalam pengelolaan dana premi. Chief Marketing Officer AIA Financial, Lim Chet Ming mengatakan, uang pertanggungan dapat langsung diberikan pada pemegang asuransi selama memenuhi persyaratan dan standar polis.
Direktur PT Bank Central Asia (Tbk), Suwignyo Budiman menambahkan, pihaknya berperan sebagai pemberi referensi dan rekomendasi kepada nasabah BCA untuk memiliki produk Prima. "Pemasukan yang didapat BCA berasal dari komisi referensi tersebut. Besarannya tidak dapat disebutkan," katanya.
Selain karena keselarasan visi, Suwignyo mengatakan, BCA memilih AIA sebagai mitra karena telah memiliki 32 juta nasabah individu dan 16 juta nasabah korporasi di 18 negara se-Asia Pasifik. Sementara, jumlah nasabah BCA yang mencapai 14 juta orang dan 1.241 kantor cabang yang dimiliki juga menjadi daya tarik bagi AIA.
Produk asuransi Prima akan ditawarkan pada nasabah BCA secara tatap muka di kantor cabang. Nilai premi paling kecil sebesar Rp 300.000 per bulan.
Secara umum, keuntungan dari produk asuransi berkontribusi dalam pendapatan nonbunga (fee based income) BCA. Proporsi pendapatan nonbunga BCA saat ini sekitar 20 - 23 persen. Suwignyo berharap, dalam 3-5 tahun ke depan, proporsinya terhadap pendapatan total menjadi 25-30 persen.