JAKARTA, KOMPAS-- Di tengah ketidakpastian global, momentum pertumbuhan ekonomi terjaga berkat keberhasilan Indonesia menjadi tuan rumah berbagai acara bertaraf internasional. Postur APBN juga dipertahankan tetap kredibel dan fleksibel dalam merespons dinamika perubahan global.
Menurut hitungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), perhelatan Asian Games, Asian Para Games, dan Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional-Bank Dunia berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, kendati tidak signifikan.
Asian Games 2018 menyumbang 0,05 persen terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dampak ekonomi langsung Asian Games 2018 mencapai Rp 40,6 triliun, lebih tinggi dari proyeksi awal yang sebesar Rp 45,1 triliun. Dampak ekonomi tersebut terdiri dari investasi konstruksi pada 2015-2018 yang senilai Rp 29,1 triliun, operasional penyelenggaraan pada 2015-2018 Rp 7,8 triliun, dan pengeluaran wisatawan 2018 sebesar Rp 3,7 triliun.
Selain itu, Asian Games 2018 berdampak tidak langsung berupa penciptaan nilai tambah Rp 8,2 triliun pada 2018 dan Rp 22,3 triliun pada 2015-2019. Dampaknya, pertumbuhan ekonomi nasional bertambah 0,05 persen, dari proyeksi pertumbuhan dasar 5,15 persen menjadi 5,2 persen.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia terjaga kendati ketidakpastian global meningkat.
“Proyeksi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen tahun ini sudah memperhitungkan tiga perhelatan internasional itu,” kata Bambang dalam konferensi pers bertema dampak Asian Games 2018 terhadap perekonomian Indonesia di Jakarta, Selasa (16/10/2018).
Dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, postur APBN 2018 masih positif. Postur APBN 2018 dijaga agar bisa menyesuaikan dengan dinamika perekonomian global dan nasional.
“Pemerintah fokus menjaga momentum pertumbuhan ekonomi walaupun situasi lingkungan berubah mulai dari nilai tukar, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan datar,” katanya.
Ekonomi melambat
Tekanan terhadap nilai tukar rupiah masih berlanjut. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate, Selasa, nilai tukar Rp 15.206 per dollar AS. Sejak awal tahun, rupiah melemah 12 persen.
Menurut Sri Mulyani, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 sebesar 5,12 persen. Proyeksi ini lebih rendah dari perkiraan awal yang sebesar 5,3 persen.
Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada A Tony Prasetiantono menilai, proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 5,1 persen cukup realistis. Perekonomian tahun depan masih terganjal tekanan terhadap kurs rupiah dan harga minyak dunia yang masih tinggi. Situasi global 2019 masih sulit diprediksi. (KRN/DRI)