BLITAR, KOMPAS - Pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur, bersama Kementerian Pertanian berupaya mencari stok jagung di daerah lain guna memenuhi kebutuhan peternak ayam di wilayah tersebut. Peternak ayam di Blitar mengeluhkan harga jagung pakan yang terus naik dan stok makin tipis.
Demikian hasil rapat antara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita dan jajaran bersama Pemkab Blitar dan perwakilan peternak. Rapat dilakukan di Blitar, Selasa (16/10/2018) sore hingga malam.
Menurut Bupati Blitar Rijanto, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan meminta jajarannya dan Pemkab Blitar mencari stok jagung. ”Tim bergerak secara terpadu, keliling ke beberapa daerah yang punya jagung. Kalau deal, jagung langsung dikirim oleh petani,” kata Rijanto, Rabu (17/10).
Pencarian stok jagung secara terpadu lebih efektif dibandingkan peternak mencari jagung sendiri-sendiri. Dengan terpadu, diharapkan peternak bisa mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp 4.600 per kilogram (kg) atau lebih rendah dari saat ini yang mencapai Rp 5.200 per kg.
Selama ini kebutuhan jagung peternak di Blitar cukup tinggi, mencapai 1.000 ton per hari. Di sisi lain, produksi jagung di Blitar hanya 321.769 ton per tahun dari lahan seluas 49.805 hektar (data Badan Pusat Statistik tahun 2014).
Selain mencari persediaan jagung, Kementan juga memberi bantuan benih jagung untuk ditanam di lahan seluas 50.000 hektar di Blitar, dana subsidi pembelian jagung Rp 100 juta, 2 alat pengering jagung, 3 alat pemanen jagung, dan 4 traktor. Ada pula bantuan 80 ton jagung pakan dan 100 ton jagung dari perusahaan swasta.
Jalin kemitraan
Menurut Rijanto, sejumlah langkah untuk memenuhi kebutuhan jagung peternak sudah ditempuh. Salah satunya menjalin kemitraan dengan daerah lain. Ada beberapa daerah yang sudah dijajaki, seperti Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Tolitoli (Sulawesi Tengah), Majene dan Mamuju (Sulawesi Barat), Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
”Tuban satu kali kirim, tapi harganya tinggi jadi tidak terjangkau peternak. Kami juga menjajaki kerja sama dengan Kalsel. Jagung yang akan diekspor, akan kami beli. Kaltim juga kami jajaki, tapi belum deal. Tolitoli dan Majene sudah ke Blitar tinggal kita yang ke sana. Semua demi mendapatkan jagung,” ujarnya.
Pemkab Blitar juga bekerja sama dengan Provinsi DKI
Jakarta untuk menampung telur dari peternak di Blitar. Nota kesepahaman dibuat pemkab, tetapi pelaksanaan di lapangan dilakukan langsung oleh koperasi peternak dan salah satu pusat kuliner. Ini merupakan salah satu cara untuk menjaga harga telur stabil.
Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Blitar Sukarman menyambut baik solusi Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah. Direktur Pembenihan saat ini tengah mencari stok jagung dari daerah-daerah penghasil untuk dikirim ke Blitar. ”Salah satunya ke Jombang untuk membicarakan tentang jagung,” ujarnya.
Sukarman juga menyambut baik bantuan jagung bagi peternak. Beberapa bulan terakhir, peternak dihantui kenaikan harga pakan, baik konsentrat maupun jagung. Di sisi lain, harga jual telur relatif rendah, yaitu Rp 15.000-Rp 16.000 per kg. harga itu di bawah titik impas yang mencapai Rp 17.500 per kg. (WER)