JAKARTA, KOMPAS — PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas mengerjakan 10 titik sumur bor untuk kebutuhan air bersih korban gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Bekerja sama dengan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pengeboran di titik pertama sudah dilaksanakan di Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu.
Kedalaman sumur bor rata-rata mencapai 40 meter dengan waktu pengerjaan lima hari sampai tujuh hari. Sumur bor juga dilengkapi dengan bak penampungan air berkapasitas 2 ton.
”Titik lainnya sedang dalam kajian dan survei. Kami menargetkan semua sumur selesai digarap selambatnya akhir Desember,” kata Direktur Urusan Korporasi PT Donggi Senoro Liquefied Natural Gas (DSLNG) Aditya Mandala, Minggu (21/10/2018), di Jakarta.
Selain pembuatan sumur bor, selama periode tanggap darurat di Sulteng, DSLNG telah mengirimkan tim tanggap darurat yang terdiri dari karyawan DSLNG, dokter, serta petugas medis untuk membantu korban gempa dan tsunami di wilayah Palu, Sigi, dan Donggala.
Tim medis juga sempat memfungsikan Puskesmas Sangurara di Kelurahan Duyu, Palu Barat, sebagai posko layanan kesehatan. Posko yang beroperasi mulai 3 Oktober hingga 15 Oktober itu memberikan pelayanan kesehatan bagi sekitar 1.000 warga korban gempa, menyelenggarakan vaksinasi antitetanus bagi sekitar 350 petugas evakuasi, jurnalis peliput bencana, dan warga yang membutuhkan.
Sebelumnya, Kementerian ESDM juga mengirimkan tiga unit pengolahan air bersih bagi korban terdampak gempa dan tsunami di Sulteng. Ketiga unit pengolahan air bersih itu ditempatkan di Palu dan Sigi.
”Tiap-tiap unit dapat menghasilkan 3.000 liter air layak minum dan 12.000 liter air bersih per hari yang diolah dari sumber air leding, air sumur air sungai, termasuk jenis air payau,” ucap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi.