JAKARTA, KOMPAS — Delapan bendungan ditargetkan selesai konstruksinya tahun ini. Diharapkan, selesainya kedelapan bendungan tersebut akan menambah cakupan daerah pertanian yang pasokan airnya dipasok bendungan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, akhir pekan lalu, memastikan ada 8 bendungan yang selesai hingga akhir tahun ini. Kedelapan bendungan tersebut adalah Bendungan Rotiklot di Nusa Tenggara Timur, Bendungan Mila di Nusa Tenggara Barat, Bendungan Kuningan di Jawa Barat, serta Bendungan Gondang dan Logung di Jawa Tengah. Kemudian terdapat Bendungan Sei Gong di Kepulauan Riau, Bendungan Sindang Heula di Banten, serta Bendungan Paselloreng di Sulawesi Selatan.
Total kapasitas tampung dari delapan bendungan tersebut mencapai 288 juta meter kubik. Selesainya delapan bendungan tersebut menyusul Bendungan Raknamo yang telah selesai konstruksinya pada semester I-2018.
Menurut Basuki, dalam membangun bendungan, pihaknya membuka kemungkinan bekerja sama dengan pihak luar negeri, seperti China. Bendungan Jatigede merupakan bendungan yang pembiayaannya berasal dari China.
Kini, Kementerian PUPR menawarkan kerja sama dengan China untuk membangun empat bendungan yakni, Bendungan Pelosika di Sulawesi Tenggara, Jenelata di Sulawesi Selatan, Lambakan di Kalimantan Timur, dan Riam Kiwa di Kalimantan Selatan. Bendungan yang ditawarkan tersebut termasuk bendungan besar yang berpotensi menghasilkan listrik.
”Ada dana hibah untuk membuat desain dua bendungan, yakni Pelosika dan Riam Kiwa,” kata Basuki.
Sementara itu, Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR Ni Made Sumiarsih mengatakan, kedelapan bendungan tersebut merupakan bagian dari 29 bendungan yang selesai hingga 2019. Setelah bendungan selesai, bendungan akan segera diisi air (impounding).
”Kami akan evaluasi kembali pada akhir November, apakah sesuai rencana, ” kata Sumiarsih.
Sementara itu, menurut Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Hari Suprayogi, saat ini rasio jumlah air yang ditampung bendungan dibandingkan jumlah penduduk di Indonesia baru sekitar 50 meter kubik per kapita per tahun. Posisi Indonesia satu tingkat di atas Etiopia dengan rasio air tampungan sebanyak 38 meter kubik per kapita per tahun tetapi jauh dibawah Thailand yang rasio air tampungannya mencapai 1.200 meter kubik per kapita per tahun.
Pemerintah menargetkan rasio tersebut akan naik menjadi 120 meter kubik per kapita per tahun pada 2030. Jika program pembangunan 65 bendungan selesai pada 2023, maka baru meningkatkan rasio tampungan separuh dari target. Dengan demikian masih diperlukan pembangunan bendungan ke depannya. (NAD)