JAKARTA, KOMPAS--Kinerja sektor ritel pada triwulan III-2018 lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama di 2017. Namun, secara triwulanan, pertumbuhan kinerja ritel pada Juli-September 2018 lebih rendah dibandingkan dengan April-Juni 2018.
Pelaku ritel berharap pemerintah menerbitkan program yang mendorong konsumsi masyarakat. Dengan demikian, kinerja sektor ritel semakin terdorong.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey memaparkan, penjualan ritel triwulan III-2018 tumbuh 6-7 persen secara tahunan. Kontribusinya sekitar Rp 20 triliun-Rp 30 triliun terhadap penjualan 2018. Angka pertumbuhan ini lebih rendah dari triwulan II-2018 -yang bertepatan dengan periode Lebaran 2018-, yakni 10-11,5 persen secara tahunan.
Roy berpendapat, konsumen telah membelanjakan uang mereka secara optimal pada triwulan II. Apalagi, pada saat itu, pemerintah mengucurkan tunjangan hari raya dan gaji ke-13 bagi pegawai negeri sipil (PNS).
Penurunan angka pertumbuhan penjualan ritel pada triwulan III secara tidak langsung disebabkan fluktuasi pendapatan tenaga kerja di sektor berbasis komoditas. "Umumnya, kelompok ini paling berkontribusi dalam sektor ritel. Jika pendapatan belum tetap, konsumsi tidak akan optimal," ujarnya di Jakarta, akhir pekan lalu.
Penjualan yang tumbuh dibandingkan dengan tahun lalu itu menandakan sektor ritel membaik.
Roy mengapresiasi pemerintah yang dapat menjaga harga bahan pangan dan deflasi dalam dua bulan terakhir. Menurutnya, kedua hal itu mampu menjaga konsumsi masyarakat.
Menengah-atas
Di sisi lain, konsumsi di kelompok masyarakat menengah ke atas terjaga di sepanjang triwulan II dan III.
"Kinerja ritel di pusat perbelanjaan atau mal pada triwulan III-2018 tumbuh tipis sekitar 5 persen dibandingkan dengan triwulan II-2018," kata Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Belanja Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah yang dihubung dari Jakarta, Minggu (21/10).
Pertumbuhan itu disokong ritel yang bergerak di subsektor gaya hidup serta makanan dan minuman.
Menurut Budihardjo, sebagian besar konsumen Hippindo adalah generasi milenial yang menghabiskan waktu pada ritel subsektor tersebut, baik untuk bekerja maupun bersantai.
Budihardjo menambahkan, peran pusat perbelanjaan dalam menarik pengunjung -seperti mengadakan pameran, festival, dan bazar- mendukung pertumbuhan kinerja itu. Kinerja ritel sepanjang triwulan I-2018 hingga triwulan III-2018, menurutnya, menandakan pelaku telah berhasil beradaptasi dengan konsumen generasi milenial.
Lebih lanjut Roy berharap, konsumsi pada triwulan IV-2018 dapat terdongkrak sejumlah program bantuan pemerintah. Dia menargetkan, kinerja sektor ritel pada triwulan IV-2018 tumbuh 9-10 persen secara tahunan.
Tahun ini, penjualan ritel ditargetkan tumbuh 10 persen dibandingkan dengan 2017, dengan transaksi senilai Rp 240 triliun sepanjang tahun
Dosen Ilmu Ekonomi Universitas Indonesia Lana Soelistianingsih mengatakan, pelaku ritel tidak boleh bertumpu pada program pemerintah. (JUD)