JAKARTA, KOMPAS--Perusahaan BUMN yang bergerak di sektor jasa perlu mengantisipasi perubahan manajemen dan model bisnis sebagai dampak perkembangan teknologi digital. BUMN juga perlu bersinergi dengan BUMN lain untuk meningkatkan skala bisnis secara efisien.
Hal itu disampaikan Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dalam acara rapat pimpinan nasional (Rapimnas) PT Sucofindo (Persero) dan peringatan hari ulang tahun ke-62 Sucofindo di Jakarta, Senin (22/10/2018). "Salah satu ciri industri 4.0 adalah jaringan vertikal" kata Aloysius.
Artinya, lanjut Aloysius, orang di Papua dapat menjalin komunikasi atau hubungan bisnis dengan BUMN, tanpa melihat jabatan seseorang di BUMN. Selain itu, industri 4.0 -dengan penekanan pada pengembangan teknologi berbasis digital- mengutamakan efisiensi usaha.
Direktur Utama Sucofindo, Bachder Djohan Buddin, mengatakan, Sucofindo menjalin sinergi dengan BUMN, termasuk perusahaan swasta, dalam memberikan jasa verifikasi dan sertifikasi produk atau komoditas.
Di acara Rapimnas dan HUT ke-62, Sucofindo menjalin kerja sama dengan PT Pertamina (Persero), PT Bukit Asam (Persero) Tbk, PT Semen Baturaja (Persero) Tbk, dan PT ASDP Indonesia Ferry.
Kerja sama dengan ASDP terkait jasa pengelolaan dan pelayanan seperti tiket elektronik dan manajemen aset untuk mendukung program tol laut. Kerja sama dengan Semen Baturaja terkait jasa inspeksi, pengujian, sertifikasi untuk produksi dan distribusi semen.
Pendapatan Sucofindo pada 2017 sebesar Rp 2,2 triliun, yang dutargetkan naik menjadi Rp 2,6 triliun pada 2018. Adapun laba bersih pada 2017 sebesar Rp 315 miliar, yang diharapkan naik 10-15 persen pada 2018.
Pengalaman
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat memberikan pembekalan bagi 233 pegawai Kementerian Perhubungan di Jakarta, Senin, menegaskan, generasi milenial sangat senang mengedepankan pengalaman dan membutuhkan mobilitas tinggi. Oleh karena itu, Kementerian Perhubungan harus bisa menyesuaikan kebutuhan transportasi bagi mobilitas generasi milenial.
Menurut Sri Mulyani, posisi Kemenhub penting karena tantangan yang berubah seiring waktu. (FER/ARN)